Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Pecah di Juba, 250 Orang Tewas

Kompas.com - 10/07/2016, 22:35 WIB

JUBA, KOMPAS.com – Baku tembak antara bekas pemberontak dan tentara pecah lagi di Juba, ibu kota Sudan Selatan, tiga hari ini hingga Minggu (10/7/2016,) sehingga 250 orang tewas.

Tentang jumlah kroban tewas dalam kekerasan senjata terbaru itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Sudang Selatan kepada Reuters, Minggu pagi.

Pertempuran terbaru itu terjadi di sejumlah tempat di Juba. Kubu yang terlibat pertempuran itu menggunakan senjata berat atau otomatis.

“Tembakan berkali-kali, baku tembak dengan senjata berat terjadi sejak pukul 08.25 waktu lokal. Pertempuran masih berlangsung,” kata Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) di Twitter-nya seeperti dilaporkan Agence-France Presse, Minggu malam.

Saat berita ini diturunkan Minggu pukul 22.30 WIB, pertempuran masih berlangsung. Ribuan orang mengungsi dari kota.

Sementara penerbangan ke Juba dihentikan, seperti yang dilakukan antara lain oleh Kenya Airways. Warga dilarang keluar rumah.

Pertempuran terdengar di beberapa bagian lain kota sepanjang hari, termasuk lingkungan mudah terbakar Gudele.

Di Gudele,  mantan pemimpin pemberontak Wakil Presiden Riek Machar berkantor.

Pada Sabtu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan seruan mendesak akan ketenangan di Sudan Selatan setelah pertempuran maut sebelumnya.

AS dalam pertanyataannya mendesak pasukan yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan orang-orang yang mendukung saingannya, Riek Machar, untuk “menghentikan pertempuran.”

Tembakan senjata api pertama kali pecah Kamis malam ketika lima tentara loyalis Kiir tewas dalam baku tembak dengan pendukung Machar di pos pemeriksaan keamanan di Juba.

Beberapa jam kemudian, ketika dua pejabat bertemu di istana Presiden Kiir, para peninjau PBB melaporkan tembakan senjata berat dan artileri dekat kamp pengungsi dalam negeri di Juba.

Dewan Keamanan PBB telah mengecam keras pertempuran di Juba, termasuk serangan terpisah terhadap pejabat diplomatik dan PBB di Juba, Kamis lalu.

DK PBB telah mendesak pemerintah agar segera menyelidiki serangan itu dan menuntut orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan.

Voice of America melaporkan, Baik Kiir maupun Machar tidak dapat menjelaskan pertempuran terbaru, tetapi mereka mendesak pengikut mereka agar tetap tenang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com