Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media China Lecehkan Pelantikan Presiden Taiwan

Kompas.com - 20/05/2016, 16:30 WIB

TAIPEI, KOMPAS.com – Media-media utama China secara luas melecehkan upacara pelantikan presiden baru Taiwan, Tsai Ing-wen, Jumat (20/5/2015).

Sementara pencarian nama kata kunci “Tsai” dan “Taiwan”” di media-media sosial dan media berita daring China daratan tidak bisa dilakukan, dan tampaknya telah diblokir.

Presiden perempuan pertama Taiwan itu, yang juga pemimpin Partai Progresif Demokratic (DPP) yang pro-kemerdekaan, mengambil sumpahnya di istana presiden di Taipe.

Pelantikan Tsai menjadi sinyal akan berakhirnya upaya untuk memulihkan hubungan baik delapan tahun dengan China yang telah dilakukan presiden terdahulu, Ma Ying-jeou.

Taiwan memisahkan diri dari China pada 1949 setelah pasukan nasionalis Kuomintang menderita kalah dalam perang saudara melawan kubu Komunis.

Namun, Beijing telah berulang kali melihat Taiwan sebagai provinsi pembangkang, yang sedang menunggu reunifikas, dan jika perlu dengan kekuatan yang menekan Taipe.

Media pemerintah China hampir membisu tentang pelantikan Tsai, termasuk televisi nasional atau surat khabat besar seperti People’s Daily, corong Partai Komunis.

Kantor berita resmi Xinhua menghabiskan waktu hampir tiga jam untuk memantau pelantikan Tsai. Namun, laporan hasil liputannya hanya dirumuskan dalam 22 kata bahasa Inggris.

Selama beberapa jam mencari kata "Taiwan" atau "Tsai Ing-wen" di media sosial China, termasuk situs Weibo, yang muncul hanya "Maaf, tidak menemukan hasil yang diinginkan”.

Di kolom editorial The Global Times, harian yang dimiliki kelompok media People's Daily, disebutkan, kekuasaan yang diasumsikan Tsai merupakan "era baru bagi wilayah lintas-selat yang ditandai dengan ketidakpastian".

Pemerintahan DPP akan membuat Taiwan "mengambil langkah yang lebih besar untuk menjauh secara politis dari daratan,”tulis media itu.

“Orang-orang tertentu yang masih berpegang pada fantasi 'kemerdekaan lunak' mungkin bisa menerapkannya,” tambahnya.

“Mungkin babak baru pertikaian tidak bisa dihindari agar tema kemerdekaan itu bisa pergi jauh dari Taiwan,” tulis kolom editorial media tersebut.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com