Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ribu Polisi Dikerahkan untuk Amankan Pilpres Filipina

Kompas.com - 08/05/2016, 20:01 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Aparat keamanam disebar ke seluruh pelosok Filipina, Minggu (8/5/2016), sehari menjelang pemilihan presiden.

Pengerahan aparat keamanan ini menyusul kampanye panas calon presiden Rodrigo Durerte yang mengancam akan membunuh ribuan orang pelaku kejahatan.

Juru bicara kepolisian Filipina, Jonathan del Rosario mengatakan, 90 persen dari kekuatan kepolisian atau sekitar 135.000 orang sudah dikerahkan untuk mengamankan hari pemungutan suara.

Del Rosario mengatakan, polisi menjaga seluruh TPS, mendirikan pos pemeriksaan bahkan bertugas sebagai panitia pemilihan di daerah-daerah yang dianggap sebagai "titik panas" terkait persaingan sengit antara para politisi.

Sementara itu, jajak pendapat menunjukkan Durerte, wali kota Davao di wilayah selatan negeri itu, unggul dibanding kandidat lain menjelang pemungutan suara yang digelar Senin (9/5/2016).

Durerte tetap memimpin meski banyak ditentang lawan-lawan politiknya. Bahkan, Presiden Benigno Aquino yang akan lengser menyamakan Durerte dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

Dituding seperti itu, Durerte membalas dengan menyebut pemerintahan Aquino merencanakan "penipuan massal" untuk memastikan Menteri Dalam Negeri Max Roxas, calon yang direstuinya memenangkan pilpres.

Memang dalam berbagai jajak pendapat, posisi Max Roxas terus membuntuti Durerte di posisi kedua.

"Kampanye pemilihan presiden kali ini membuat pemisahan dan menciptakan polarisasi di antara masyarakat. Mereka (merasa) bisa berbuat apapun yang mereka mau," kata Eric Alvia, kepala Gerakan Warga Negara untuk Pemilihan Bebas.

Polarisasi ini membuat seakan menyemai bibit kekerasan. Para pendukung Durerte bahkan sudah mengancam akan mengobarkan revolusi jika jagoan mereka kalah.

Sementara para kandidat yang dekat dengan petinggi-petinggi militer mengancam akan melakukan kudeta jika Durerte menang.

Kekerasan dan bentrok di antara pendukung para kandidat sudah terjadi. Kekerasan memang biasanya terjadi di level lokal, namun semuanya dipicu komentar-komentar keras para kandidat.

Sejauh ini 15 orang tewas dalam berbagai kekerasan yang terkait dengan pemilihan presiden. Demikian statistik dari kepolisian nasional Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com