Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taj Pabari, Remaja 16 Tahun yang Bangun Perusahaan Teknologi Sendiri

Kompas.com - 02/05/2016, 11:00 WIB

BRISBANE, KOMPAS.com — Pada saat banyak siswa SMA di Queensland masih mengorganisasi kegiatan sosial di akhir pekan mereka, seorang siswa lain justru sibuk mengelola perusahaan teknologi global yang dimilikinya sendiri.

Dia berencana untuk menjadi Steve Jobs berikutnya.

Ya, penemu dan pengusaha remaja, Taj Pabari, memulai kariernya dengan membuat situs teknologi saat ia berusia 11 tahun.

Pada tahun 2014, ia mendirikan perusahaannya, yakni "Fiftysix", yang menciptakan tablet elektronik untuk sektor non-profit dan swasta.

Dia mempekerjakan 10 staf full time dan hampir 20 kontraktor paruh waktu di seluruh dunia.

Sekarang, Taj berusia 16 tahun dan telah menjadi delegasi dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Inovasi dan Investasi Queensland di Brisbane, pekan ini.

Ia menggambarkan tablet rakitan ImaginTech ciptaannya bakal menjadi seperti "lego dari abad ke-21".

"Saya terinspirasi oleh orang-orang seperti Steve Jobs dan Bill Gates dan ketika saya melihat mereka mengubah dunia, saya pikir kenapa saya tak mencobanya dan mengubah dunia," ujar Taj.

"Perangkat yang kami buat ini membantu anak-anak untuk belajar tentang ilmu komputer, di saat mereka menyatukannya seperti blok bangunan,” tambah dia.

Taj mengatakan, "Ini memberi anak-anak dari usia 6-16 tahun kesempatan untuk membangun teknologi dan menciptakan teknologi ketimbang hanya mengonsumsinya."

Remaja ini telah melompati banyak rintangan, termasuk mempekerjakan seseorang sebagai direkturnya.

"Saya tak diizinkan untuk menjadi direktur, sungguh sangat disayangkan, karena saya baru berusia 16 tahun. Saya tak bisa menjadi direktur sampai berusia 18 tahun, jadi saya mengelilingi diri saya dengan beberapa orang keren yang lebih tua dari saya," ungkap dia.

Sekolah vs wirausaha
Untuk menyeimbangkan kehidupan SMA dan pekerjaan, Taj bangun pukul 04.00 pagi setiap hari, sebelum berangkat ke kelas.

"Jika Anda memiliki gairah, Anda bertindak dan keajaiban akan terjadi. Sekolah itu sulit dan telah mengajarkan saya arti kesabaran mengingat saya mencintai hidup saya di luar kelas,” kata dia lagi.

Ia menuturkan, membagi waktu antara sekolah dan menjalankan sebuah perusahaan teknologi bukanlah hal yang mudah. Apalagi untuk berurusan dengan staf dan mampu menavigasi dunia kewirausahaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com