Seperti dikutip Kantor Berita AFP, Kamis (17/3/2016), satu dari 17 mayat yang ditemukan terkubur secara massal di lokasi di mana mereka dilaporkan hilang, mengalami luka tembak di kepala.
Jaksa Agung Luisa Ortega, Rabu (16/3/2016) mengatakan, keseluruhan korban telah diidentifikasi dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga.
Selanjutnya, pihak pemerintah tetap pada pendiriannya, bahwa petambang tersebut menjadi korban perebutan areal tambang emas yang berada di negara bagian sebelah tenggara Venezuela itu.
Pemerintah menyatakan, aksi pembunuhan itu dilakukan oleh sekelompok pelaku kriminal yang dipimpin oleh seorang berkebangsaan Ekuador. Orang itu kini menjadi target pengejaran aparat.
Kendati demikian, para pegiat hak azasi manusia tetap mendesak digelarnya investigasi. Sebab, ada saksi mata yang menyebutkan, para pekerja tambang itu sempat ditahan oleh kelompok bersenjata yang mengenakan rompi dan lencana polisi.
Menanggapi tuduhan itu, Kepala Kepolisian Venezuela mengaku siap untuk menghadapi penyelidikan internal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.