Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Secara Signifikan Telah Memperluas Kontrol atas Libya

Kompas.com - 11/03/2016, 12:10 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com ­– Kelompok  Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) secara signifikan telah memperluas kontrol mereka atas Libya.  Dewan pakar mengungkapkan hal itu kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, AS, Kamis (10/3/2016).

Menurut para pakar,  faksi-faksi yang bertikai di Libya membutuhkan senjata lebih untuk dapat melawan ancaman ISIS.  Mereka kesulitan senjata akibat embargo sejak tumbangnya mantan orang kuat Libya, Moammar Khadafy pada 2011.

Libya, yang masih sangat labil dalam masalah politik dan keamanan, bisa menghadapi persoalan yang sama ruwetnya dengan Suriah akibat kuatnya serangan ISIS. DK PBB agar mempertimbangkan kondisi di Libya saat ini.

Dilaporkan, ISIS telah berhasil merekrut kelompok pemuda dari suku-suku setempat di Libya. Mereka ditawari perlindungan dan keuntungan. Kelompok radikal dan ekstremis itu juga telah merekrut para perwira militer dari  bekas rezim orang kuat Libya, Moammar Khadafy.

Panel para ahli melaporkan persoalan itu kepaa Komite Sanksi PBB. Kelompok jihadis yang terkenal bengis itu juga telah menancapkan kekhalifahannya di Sirte, kota kelahiran Khadafy.

Sirte telah menjadi model kekhalifahan ISIS. Mereka memukul mundur oposisi dan “saat ini menjadi aktor politik dan militer yang paling signifikan di sana," kata laporan para ahli itu.

Kelompok ekstrimis juga telah membuat terobosan di Tripoli dan Sabratha, kota di Libya barat. Mereka meningkatkan kehadirannya melalui perekrutan pejuang lokal dan asing yang transit dari Turki dan Tunisia.

Ekstrimis dari Sub Sahara Afrika telah melakukan perjalanan melalui Sudan untuk bergabung dengan ISIS di Sirte dan Benghazi. Para ahli mengatakan, mereka khawatir ISIS di Libya berusaha untuk merekrut dari bagian lain Afrika.

 "Kekosongan politik dan keamanan telah dimanfaatkan oleh ISIS, yang secara signifikan telah memperluas kontrol atas Libya," kata laporan itu. Namun, laporan itu tidak memberikan perkiraan tentang jumlah militan ISIS di Libya.

Libya terperosok ke dalam kekacauan setelah pemberontakan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berhasil menggulingkan Khadafy pada 2011. Sejak itu pula Libya telah berada di bawah embargo senjata.

Dari segi persenjataan, faksi-faksi yang bertikai di Libya tertinggal dari kemampuan persenjataan ISIS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com