6 WNI Korban Penipuan di Korsel Dipulangkan ke Tanah Air

Berdasarkan siaran pers yang diterima Kompas.com, Duta Besar John A Prasetio berharap tidak ada lagi WNI yang menjadi korban makelar kerja "abal-abal".

Disebutkan, sejak Desember tahun lalu, enam WNI tersebut diam-diam masuk Pulau Jeju untuk bekerja.

Kedatangan mereka diprakarsai makelar "abal-abal" di kedua belah pihak, setelah sebelumnya menyetor uang puluhan juta.

Jangankan mendapat pekerjaan tetap dengan gaji besar, keenamnya terpaksa berpindah-pindah kerja dari satu pekerjaan kasar ke pekerjaan lainnya dengan upah minim. Bahkan, akhirnya mereka telantar tanpa kerja dan nyaris kelaparan.

Beruntung, ketika keadaan memburuk mereka bertemu WNI pekerja legal. Mereka ditampung dan diberikan logistik. Setelah berkolaborasi dengan KBRI Seoul, nasib mereka menjadi lebih jelas.

Keenamnya kemudian mengirim surat kepada KBRI untuk meminta dipulangkan ke Tanah Air.

Mereka sebelumnya menggelandang tanpa visa, dan hantui ketakutan akan ditangkap aparat berwenang. Bahkan, cuaca musim semi yang kadang masih di bawah nol derajat celcius tentu dirasakan sangat menyiksa.

Setelah melakukan koordinasi dengan Imigrasi Jeju, KBRI mendapatkan kepastian bahwa mereka bisa dipulangkan tanpa harus melewati proses hukum.

"Saya bersyukur sekali akhirnya bisa akan pulang dan bertemu keluarga. Terima kasih teman-teman Indonesia dan KBRI Seoul," ujar salah satu WNI itu. 

Keenam korban perdagangan manusia ini akan tiba di Jakarta malam ini, dan akan dijemput oleh aparat berwenang. Mereka menyusul 26 WNI yang lain yang telah dipulangkan seminggu sebelumnya.

John Prasetio merasa lega atas pulangnya keenam WNI tersebut. Ia berpesan kepada WNI di Tanah Air untuk "teliti sebelum membeli".

"Kalau mau bekerja lewatlah jalur yang tepat, yakni BNP2TKI sehingga menggunakan visa yang benar. Jangan mudah tergiur rayuan broker, apalagi harus bayar puluhan hingga ratusan juta," ujar dia.

Saat Ini, terdapat sekitar 35.000 WNI sedang bekerja di Korea Selatan dengan penghasilan yang terbilang baik.