Seorang ilmuwan Kanada, Gary Kobinger, yang menjadi bagian dari konsorsium pengembangan vaksin di Amerika Serikat, kepada Reuters, Kamis (28/1/2016) mengatakan, tahap awal pengujian vaksin pada manusia kemungkinan dilakukan pada awal Agustus nanti.
Jika uji coba itu berhasil, maka vaksin itu bisa segera dipakai untuk kondisi darurat pada Oktober atau November.
"Hal pertama adalah siap untuk yang terburuk," kata Kobinger yang membantu mengembangkan vaksin percobaan untuk memerangi Ebola di Guinea.
"Vaksin ini mudah diproduksi dan bisa ditingkatkan pada taraf yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang sangat singkat," lanjut Kobinger.
Amerika Serikat memiliki dua kandidat potensial untuk memproduksi vaksin Zika dan memulai percobaan klinis pada manusia pada akhir tahun ini.
Namun vaksin dalam jumlah banyak belum bisa tersedia untuk beberapa tahun mendatang, kata pejabat AS, Kamis.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk itu dikaitkan dengan kerusakan otak pada bayi-bayi di Brasil. Tidak ada vaksin atau perawatan yang terbukti bisa membunuh Zika.
Gejala akibat virus ini hampir mirip dengan DBD dan chikungunya, yakni demam ringan dan ruam.
Sekitar 80 persen orang yang terinfeksi Zika tidak menunjukkan gejala sakit. Hal itu menjadikannya sulit untuk mendeteksi virus tersebut pada wanita hamil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.