Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Sangkal Tuduhan Amnesty soal Serangan Udara di Suriah

Kompas.com - 24/12/2015, 15:46 WIB
MOSKWA, KOMPAS.com — Rusia menolak tudingan Amnesty International bahwa serangan udaranya ke Suriah "disasarkan" kepada rakyat sipil. Rusia balik menuding Amnesty "menyebarkan kebohongan".

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan, "tidak ada hal baru" dalam laporan Amnesty tersebut.

"Semuanya klise. Sudah berkali-kali ada laporan seperti ini," ungkap Konashenkov.

Dalam laporannya, Amnesty mengungkapkan bahwa selama dua hingga tiga bulan pertama serangan udara Rusia di Suriah, 200 warga sipil telah menjadi korban.

Konashenkov menilai, Amnesty melakukan penelitiannya "dari jauh", tanpa melihat langsung bukti-bukti di lapangan, apakah ada militan yang juga terkena serangan di area tempat warga sipil menjadi korban.

Dia beralasan, militan menggunakan senjata yang dipasang di berbagai kendaraan sehingga "setiap kendaran bisa menjadi target".

Bom tandan

Berdasarkan catatan Amnesty International, sepanjang 30 September hingga 29 November, Rusia telah melakukan lebih dari 25 serangan di Homs, Hama, Idlib, Latakia, dan Aleppo.

Salah satu pejabat Amnesty menyebut, beberapa serangan Rusia bahkan bisa disebut "kejahatan perang".

Human Rights Watch bahkan menuduh bahwa Rusia, dalam serangan udaranya ke Suriah, menggunakan cluster munitions atau bom tandan, bom yang berisi bom-bom lebih kecil dengan daya ledak yang lebih luas.

Namun, juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa Rusia "menjalankan operasinya sesuai dengan norma dan aturan hukum internasional".

Selain itu, Konashenkov mengatakan, "Kami tidak menggunakannya (bom tandan) karena tidak memiliki senjata seperti itu di pangkalan militer Rusia di Suriah."

Rusia memulai serangan udaranya di Suriah pada September 2015 berdasarkan permintaan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Serangan disebut menarget ISIS dan kelompok militan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com