Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Moyang Pemabuk Sebab Aksen Cadel Warga Australia

Kompas.com - 29/10/2015, 14:28 WIB
KOMPAS.com — Seorang pakar public speaking mengklaim aksen orang Australia yang cadel disebabkan karena nenek moyang mereka adalah pemabuk. Namun, teori ini dikritik keras oleh pakar lainnya.

Pakar public speaking dari Universitas Victoria, Dean Frankel, mengklaim, pelafalan alfabet orang Australia yang terdengar seperti cadel itu karena dipengaruhi oleh kebiasaan nenek moyang mereka yang gemar mengonsumsi alkohol lantaran kebanyakan warga Inggris yang pertama datang ke Australia adalah para pemabuk berat.
 
Frankel mengatakan, percakapan itu lebih menular ketimbang flu dan sudah jelas kalau nenek moyang kita sejak dahulu sudah memiliki kebiasaan mabuk minuman alkohol.
 
Menurut dia, interaksi yang dilakukan dalam keadaan mabuk ini dan berlangsung lama antara pemukim awal secara tidak sadar menambahkan pengaruh berbicara seperti orang mabuk dalam pola berbicara nasional di Australia. Gaya berbicara seperti itu diajarkan oleh orangtua kita secara sadar kepada anak-anaknya.
 
"Alkohol itu bagi warga Australia sama seperti senjata bagi orang Amerika," kata Frankel.
 
"Alkohol telah menjadi bagian dari kebudayaan Australia sejak lama dan itu menjadi bagian yang penting bagi DNA Australia."
 
Namun, pakar lingustik dari Universitas Queensland, Dr Rob Pensalfini, menampik klaim ini dan menggambarkan teori itu sebagai contoh dari "budaya rendah diri" dan "sama sekali tidak benar".
 
Dr Pensalfini mengatakan, teori seperti yang diungkapkan Frankel sering diberlakukan untuk semua jenis aksen dan umumnya tidak berdasar.
 
"Mereka mengatakan, orang New York memiliki suara sengau karena mereka harus mengalahkan suara bising lalu lintas," katanya.
 
"Sebelumnya, ada juga yang mengatakan alasan kenapa orang Australia berbicara agak cadel dan bibir tertutup adalah karena untuk mencegah lalat masuk ke mulut mereka. Semua anggapan ini tidak berdasar dan saya perlu melihat bukti dari kesimpulan mereka dan perlu ada intrumen penilaiannya."
 
Dia mengatakan, bahasa baku Australia sebagian besar berasal dari bahasa Inggris Cockney  dan dipengaruhi oleh bahasa Inggris Irlandia.
 
"Ada sebagian kawasan di Australia yang mendapat pengaruh lain... di kawasan yang padat penduduk, terutama di Sydney dan Melbourne, ada warga pendatang, terkadang berbicara dengan aksen yang disebut wog speak, atau juga dikenal dengan bahasa Inggris Australia baru.
 
Dr Pensalfini, yang juga seorang aktor dan sutradara, menambahkan, pemabuk pada kenyataannya justru sering mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang berlebihan ketimbang mencadelkan  kata-kata mereka karena mereka menyadari gangguan mereka ketika mabuk.
 
"Itu juga kesimpulan yang klise, tetapi jika saya melatih seorang aktor untuk memainkan peran orang yang mabuk, maka saya akan memberi tahu mereka untuk ... sangat dengan sengaja mengatakan apa yang mereka harus katakan."
 
Sementara itu, Dean Frankel juga mengatakan warga Australia hanya menggunakan dua pertiga dari kapasitas mereka dan hanya menggunakan sebagian dari "sarana bertutur" mereka.
 
"Alfabet orang Australia hanya terdiri dari 23 huruf saja, dengan huruf "L" merupakan salah satu huruf yang dihilangkan."
 
Banyak dari kita mendapati sangat sulit menggunakan L setidaknya di tengah kata. Sebaliknya kita lebih menggunakan huruf "W" di tengah kata menggantikan huruf "L".
 
Dia mengatakan, orang-orang memiliki empat kelompok besar otot artikulasi yang memungkinkan mereka untuk mengembalikan suara vokal menjadi kata-kata dan tidak semua orang menggunakannya.
 
Komunikasi yang buruk ini, menurut dia, telah membebani biaya miliaran dollar bagi Pemerintah Australia. Selain itu, komunikasi juga telah mengganjal pertumbuhan kecerdasan emosional warga dan berkontribusi pada masalah kesehatan mental serta kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
 
"Angka kasus kekerasan dalam rumah tangga kita kemungkinan jauh berkurang jika kita mampu berkomunikasi dengan lebih baik."
 
Dia mengatakan, orang perlu mengadopsi kos kata yang lebih luas agar bisa mengekspresikan diri mereka sendiri dan berhenti mengandalkan alkohol untuk mengutarakannya.
 
"Banyak warga Australia yang tidak pandai mengekspresikan diri mereka sendiri kecuali mereka sedikit latah. Mereka mengandalkan emosi mereka, lalu baru menggunakannya ketika sudah minum alkohol cukup banyak."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com