Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Singapura: Indonesia Tak Serius Tangani Kabut Asap

Kompas.com - 10/09/2015, 16:51 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Negeri jiran Singapura terganggu menyusul semakin memburuknya kualitas udara yang disebabkan kabut asap yang sudah menyelubungi selama dua pekan terakhir.

Data dari National Environment Agency (NEA) menunjukkan, standar indeks polutan (PSI), Kamis (10/9/2015) siang ini menembus angka 137, tertinggi sepanjang tahun ini. Padahal, kategori udara sehat yang bisa dihirup manusia hanya boleh memiliki PSI maksimal 100.

NEA telah meminta warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama bagi yang mengalami gangguan jantung dan paru-paru. NEA juga dalam keterangannya menyatakan, tercatat ada 140 titik api di Pulau Sumatera hingga kemarin Rabu sore.

Kontributor Kompas.com di Singapura, Ericssen, meminta komentar seorang profesional Singapura yang menolak disebutkan namanya. Dia menyatakan, Singapura dan negara tetangga lainnya dibuat tidak berkutik selama bertahun-tahun oleh asap tahunan ini. Selain itu, ada persepsi yang muncul bahwa Indonesia tidak benar-benar serius dan berkomitmen ingin menyelesaikan masalah ini.

Sementara itu, seorang warga lain yang juga menolak memberikan identitasnya menilai, kabut asap ini adalah masalah regional yang seharusnya dapat didiskusikan dan diatasi melalui kerja sama yang lebih mendalam antara pihak-pihak yang terkait.

"Pemerintah Indonesia dan Singapura perlu berdiskusi untuk menyelesaikan masalah asap. Sebaiknya mencari solusi supaya polusi udara dapat diminimalkan," tutur seorang profesional Indonesia di Singapura, Ferdiano.

Pemerintah Singapura tahun lalu menyambut baik keputusan Pemerintah Indonesia yang meratifikasi perjanjian kerja sama ASEAN untuk menanggulangi kabut asap. Namun, Singapura menekankan bahwa implementasi di lapangan untuk memerangi kabut asap merupakan hal yang paling penting.

Kompas TV 6 Provinsi Darurat Asap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com