Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliarder Mesir Ingin Beli Pulau untuk Tampung Pengungsi Timteng

Kompas.com - 06/09/2015, 14:40 WIB
KOMPAS.com — Miliarder Mesir, Naguib Sawiris, menawarkan untuk membeli sebuah pulau guna menampung orang-orang yang melarikan diri ke Eropa dari negara-negara yang dilanda perang di Timur Tengah dan Afrika.

Sawiris, salah satu orang terkaya di kawasan itu, mengatakan "tak ada batas" terkait niatnya membeli sebuah pulau yang terletak antara Italia dan Yunani, tempat ribuan migran telah mendarat, untuk menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi.

Dia mengatakan, ada puluhan pulau kosong di lepas pantai Yunani dan Italia yang bisa menampung 100.000 sampai 200.000 orang. Dia menolak anggapan bahwa itu merupakan gagasan yang "konyol".

"Ini sebuah solusi yang sangat sederhana," katanya kepada CNN, Jumat (4/9/2015). "Mereka menjual pulau itu ke saya, dan saya akan membuat sebuah penampungan sementara buat orang-orang ini. Saya akan membuat pelabuhan kecil atau marina bagi kapal-kapal untuk berlabuh di sana. Saya akan mempekerjakan orang-orang itu untuk membangun rumah mereka sendiri, sekolah mereka, sebuah rumah sakit, universitas, dan hotel," katanya.

Sawiris, kepala eksekutif kelompok usaha telekomunikasi Orascom TMT, mengatakan, para pengungsi akan bebas kembali ke tempat asalnya setiap saat atau tinggal di pulau itu.

CNN melaporkan, tidak ada pejabat Yunani dan Italia yang bersedia untuk mengomentari tawaran tersebut.

Sawiris mengatakan, "Saya kadang-kadang berpikir bahwa para politisi tidak punya hati. Yang saya butuhkan adalah izin untuk menempatkan orang-orang itu di pulau tersebut. Setelah itu, saya tidak membutuhkan apa-apa lagi dari mereka. Saya akan membayar mereka untuk bisa mencapai pulau itu. Saya akan menyediakan pekerjaan. Saya akan mengurus semua logistik. Saya tahu saya bisa melakukan itu," katanya dalam wawancara dengan CNN.

Sawiris merupakan salah satu pengusaha terkenal Mesir, dan pendiri sebuah partai politik. Dia berasal dari keluarga pengusaha. Saudaranya, Nassef, merupakan ketua Orascom Construction Industries, salah satu perusahaan Mesir yang paling bernilai dan merupakan perusahaan terbuka.

Eropa sedang berjuang untuk mengatasi jumlah orang yang tengah mencoba melarikan diri dari perang dan kemiskinan. Sejumlah negara Eropa telah menerapkan kebijakan keras terkait migrasi dan menolak untuk menerima lebih banyak pengungsi. Mereka berpendapat bahwa menyambut para migran bisa sama artinya dengan mengirim sinyal yang salah kepada para penyelundup manusia. Sementara itu, negara-negara di perbatasan terluar Uni Eropa, seperti Yunani, Italia, dan Hongaria, menghadapi masuknya ribuan migran.

Foto-foto mengerikan tentang anak-anak kecil yang terdampar di pantai Eropa, dan berita mengejutkan soal 71 pengungsi yang ditemukan tewas di sebuah truk di Austria, kini mengguncang benua itu.

Para pemimpin Uni Eropa akan bertemu untuk menangani krisis itu, dan beberapa dari mereka yang sebelumnya menolak menerima migran dalam jumlah yang berlebih, seperti Perdana Menteri Inggris David Cameron, mulai menunjukkan sikap yang melembut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com