Baju-baju tersebut dipasangkan label buatan PRC, Republik Rakyat China, karena konsumen Jepang tidak mengetahui arti singkatan tersebut.
Badan Urusan Konsumen Jepang menyatakan, terjemahan istilah yang baru tersebut sulit dipahami, sementara perubahan label yang dilakukan perusahaan China tidak bisa dihambat.
Sementara itu, industri pakaian Jepang menyainginya dengan merencanakan untuk menggunakan label baru pula. "Kualitas J" akan dipasang pada pakaian yang ditenun, diwarnai, dan dijahit di dalam negeri. Demikian kata kantor berita Kyodo.
Label ini diharapkan akan mendorong orang untuk membeli "barang dalam negeri yang berkualitas tinggi" bukannya membeli produk impor yang lebih murah. Demikian kutipan pernyataan seorang pejabat.
Hubungan Jepang dan China menegang karena sengketa wilayah terkait sekelompok pulau di Laut China Timur.
Pada tahun 2014, sebuah badan penelitian Jepang melaporkan 93 persen responden memandang negatif China, naik 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.