Maria del Rosario Fuentes kerap melaporkan aksi organisasi kejahatan teroganisasi di negara bagian Tamaulipas seperti pemerasan, penembakan, penculikan dan eksekusi. Sangat sedikit kejahatan kartel narkoba itu yang diliput media massa konvensional sebab kartel-kartel semacam Zetas dan Gulf, kerap mengancam para jurnalis atau perusahaan media.
Akibatnya, warga beralih ke media sosial seperti Facebook atau Twitter untuk mengabarkan sebuah kejahatan dan korupsi. Maria mengelola sebuah media jurnalisme warga yang cukup berpengaruh Valor por Tamaulipas (Keberanian untuk Tamaulipas).
Media ini memiliki cukup banyak pengikut yaitu 510.000 orang di Facebook dan 100.000 pengikut Twitter. Situs yang dikelola Maria ini akan mengunggah foto anggota kartel yang bisa diidentifikasi, kabar orang hilang dan berita kejahatan yang dilakukan kartel.
Demi menjaga keselamatannya, Maria menggunakan nama samaran Felina atau KUcing Perempuan. Sedangkan di Twitter dia memiliki akun dengan nama @Miut3. Lewat media sosial Maria mendorong masyarakat agar berani melaporkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan kartel narkoba.
Pada 16 Oktober lalu, kartel-kartel narkoba akhirnya bisa melacak keberadaan dan identitas asli Maria. Mereka melacak Maria dan bahkan menggunakan akun Maria untuk mengancam warga.
Akhirnya, hidup Maria berakhir di tangan para anggota kartel. Usai membunuh Maria, mereka menggunakan akun Twitternya untuk mengabarkan pembunuhan itu.
"Untuk kawan-kawan dan keluargaku, nama asli saya Maria Del Rosario Fuentes Rubio. Saya seorang dokter dan hidup saya sudah berakhir," demikian pesan Twitter yang diunggah para pembunuh Maria.
Mereka lalu mengunggah dua foto lewat akun tersebut. Foto pertama adalah wajah seorang perempuan yang sedang menatap kamera. Foto kedua adalah perempuan yang sama namun sudah dalam keadaan tewas dengan lubang peluru di dahinya.
"Tutup akkun kalian. Jangan bahayakan keluarga kalian seperti yang sudah saya lakukan. Saya meminta maaf kepada kalian," demikian pesan kedua yang dikirim para pembunuh itu.
Meksiko adalah negara yang sangat berbahaya bagi para jurnalis dan aktivis anti-kartel narkoba. Dalam dua tahun terakhir tujuh orang jurnalis tewas di negeri itu, menurut data organisasi Reporsters Without Borders.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.