Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Warga Jerman yang Disandera di Filipina Telah Dibebaskan

Kompas.com - 18/10/2014, 14:29 WIB
MANILA, KOMPAS.COM - Dua warga Jerman yang diculik militan Islam di Filipina telah berada dalam keadaan aman di kedutaan mereka di Manila, kata sejumlah pejabat Sabtu (18/10/2014). Mereka telah mengalami penderitaan mengerikan selama enam bulan, termasuk diancam akan dipancung dan berbagai kekejaman lainnya yang tampaknya rutin.

Beberapa pejabat mengatakan, sebuah pesawat pribadi telah menerbangkan Stefan Okonek, yang berusia 70-an tahun, dan pasangannya Henrike Dielen, 50-an tahun, ke Manila dari kota pelabuhan Zamboanga di selatan negara itu saat fajar setelah orang-orang bersenjata Abu Sayyaf membebaskan mereka Jumat malam.

"Dengan pembebasan dua warga negara Jerman yang selama ini ditawan, pasukan keamanan kami akan melanjutkan upaya untuk membendung gelombang kriminalitas yang dilakukan oleh unsur-unsur bandit," kata Herminio Coloma, yang merupakan juru bicara Presiden Benigno Aquino, dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Luar Negeri Jerman dan militer Filipina juga memastikan bahwa para sandera telah tiba di kedutaan Jerman di Manila.

"Kami lega untuk memberikan konfirmasi bahwa dua warga Jerman itu tidak lagi berada di tangan penculik mereka. Mereka sedang diurus di kedutaan di Manila," kata juru bicara kementerian luar negeri Jerman. "Kami berterima kasih kepada pemerintah Filipina atas kerja sama mereka, yang dilakukan dengan penuh keyakinan," tambah juru bicara itu.

Abu Sayyaf memberi waktu kepada pemerintah Jerman hingga Jumat kemarin untuk membayar uang tebusan sebesar 5,6 juta dollar dan menarik dukungan bagi serangan AS terhadap kaum militan di Suriah dan Irak. Kelompok itu juga mengancam akan memenggal salah satu dari sandera kecuali tuntutannya dipenuhi.

Pihak berwenang Filipina mengatakan, dua sandera itu diculik di laut pada April lalu saat mereka berlayar di dekat pulau Palawan di Filipina barat.

Selama penyekapan, yang diyakini telah dilakukan di basis Abu Sayyaf di pulau Jolo, para penculik yang terkenal karena kekejamannya menggunakan pers dan media sosial untuk mengancam nyawa para sandera dan memaksa Berlin mengucurkan uang tunai.

Pasangan itu dipaksa untuk mengemis bagi keselamatan nyawa mereka dalam sejumlah panggilan telepon ke sebuah stasiun radio lokal serta menggunggah sejumlah video klip di internet. Dalam salah satu video klip, Okonek berdiri di sebuah lubang di tanah lalu mengatakan bahwa dia diberitahu lubang itu akan menjadi makamnya. Dalam sebuah video lain dia menjerit kesakitan saat penculiknya memukulnya berulang kali di kepala.

Para penculik, yang merupakan sebuah kelompok militan yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda tetapi baru-baru ini berjanji setia kepada kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS, mengklaim pada Jumat bahwa mereka mendapatkan  "tidak lebih, tidak kurang" dari permintaan uang tebusan mereka.

Para pejabat Filipina mengatakan, mereka tidak bisa mengkonfirmasi hal itu. "Kami masih mencoba untuk menentukan rincian penyelamatan mereka. Tidak ada perubahan terkait kebijakan 'tidak ada uang tebusan' dari pemerintah," kata Coloma, juru bicara presiden Filipina, dalam sebuah pernyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com