Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Desak Amerika Tak Gandeng Iran untuk Bantu Irak

Kompas.com - 23/06/2014, 04:37 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (22/6/2014), mengatakan Amerika harus melemahkan Iran maupun pemberontak yang kini mengacaukan Irak. Karenanya, dia mendesak Amerika tidak menggandeng Iran untuk membantu mengembalikan stabilitas keamanan Irak.

"Apa yang Anda lihat di Timur Tengah pada hari ini di Irak dan di Suriah adalah kebencian mencolok di antara Syiah radikal dalam hal ini dipimpin oleh Iran, dan Sunni radikal yang dipimpin oleh Al Qaida maupun ISIS dan lain-lain," kata Netanyahu dalam salah satu program siaran NBC, Minggu.

"Sekarang, kedua kubu ini adalah musuh-musuh Amerika Serikat. Dan ketika musuh Anda berkelahi satu sama lain, jangan memperkuat salah satu dari mereka. Lemahkan keduanya!" ujar Netanyahu.

Netanyahu, yang hubungannya dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama diketahui kerap tegang, menyebutkan ada kesalahan sejarah dalam perjanjian interim pada November 2013 antara Amerika Serikat dan negara-negara lain, yang memberikan beberapa kelonggaran kepada Teheran sebagai kompensasi atas kesediaan Iran mengurangi program nuklirnya.

Mengacu pada situasi terakhir di Irak, Netanyahu mengatakan, "Saya pikir hasil terjauh yang akan keluar dari salah satu faksi itu, yakni Iran, adalah mengeluarkan kemampuan nuklirnya. (Perjanjian) itu akan menjadi kesalahan tragis.. Ini akan membuat segala sesuatu yang lain memucat (tak terlalu penting, red)," kata dia.

Obama, Kamis (19/6/2014), mengatakan Iran dapat memainkan peran konstruktif di Irak jika mengikuti pimpinan Amerika dalam upaya menekan semua pihak untuk saling menghormati. Dia menambahkan desakan bagi Iran untuk tak melakukan gerakan apapun yang dapat memicu perang sipil di Irak.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Minggu, menuduh Amerika Serikat sedang mencoba merebut kembali kekuasaan atas Irak dengan mendompleng pada konflik sektarian di negara itu.

Netanyahu menyebut kesepakatan terkait program nuklir Iran merupakan ancaman terbesar bagi keamanan global sekalipun Iran terus membantah tuduhan bahwa program nuklirnya dipakai untuk membuat bom nuklir.

Amerika Serikat pada pekan menyatakan belum dapat dipastikan apakah Iran telah melaksanakan semua poin kesepakatan untuk menjamin dunia bahwa program nuklirnya adalah bertujuan damai sebelum tenggat waktu 20 Juli 2014.

"Saya pikir dalam kasus kesepakatan nuklir Iran ini, masyarakat Internasional menghapus sebagian besar sanksi sementara Iran mempertahankan sebagian besar kemampuannya, dengan banyak stok, sebagian besar kemampuan produksi senjata nuklir," kecam Netanyahu. "(Kesepakatan) ini akan mengubah sejarah. Ini akan menjadi kesalahan monumental."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com