Peringatan Richard Barrett, yang menghabiskan lebih dari satu dekade melacak Taliban untuk PBB, muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia terkait ancaman yang mungkin dibawa para veteran konflik kembar di Timur Tengah itu.
Barrett meyakini skala ancaman yang akan dibawa para veteran perang itu tak akan mampu ditanggung dinas intelijen Inggris.
"Jika Anda bayangkan apa yang bisa dilakukan ke-300 orang itu, maka sangat mustahil (dinas intelijen) menangani mereka, bahkan untuk menangani sepertiga dari mereka saja tidak mungkin," kata Barrett.
Salah satu bukti keterlibatan warga Inggris dalam perang di Suriah dan Irak adalah kemunculan Nasser Muthana (20), dalam video yang baru-baru ini dirilis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dalam video itu, Muthana dan beberapa rekannya asal Inggris dan Australia, mengajak umat Muslim sedunia untuk bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak.
Sang ayah, Ahmad Muthana (57), mengatakan tidak tahu menahu jika anaknya ternyata sudah berada di Suriah. Selama ini dia menyangka putranya itu berangkat ke Shrewsbury sejak tujuh bulan lalu. Putranya yang lain, Aseel (17) juga berada di Suriah.
"Saya harap mereka bisa kembali pulang. Mereka berada di tangan yang salah. Saya tak tahu mengapa mereka melakukan ini. Mereka anak-anak baik tanpa masalah," kata Ahmed Muthana.
Kedua putra Ahmed Muthana itu menjadi bagian dari ratusan warga Inggris yang memilih meninggalkan keluarga mereka dan bertempur bersama kelompok militan ISIS di Suriah dan Irak.
Pada Sabtu (21/6/2014), diperoleh kabar bahwa sebanyak 500 orang warga Inggris telah bergabung dengan ISIS, sehingga pekerjaan untuk melacak keberadaan mereka semakin sulit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.