Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekstremis Kanan Yahudi Serang Sejumlah Gereja di Israel

Kompas.com - 12/05/2014, 09:46 WIB
HAIFA, KOMPAS.com -- Pemimpin Gereja Katolik Roma di Tanah Suci mengatakan pada Minggu (11/5/2014) bahwa serentetan serangan terhadap gereja telah merusak suasana menjelang kunjungan Paus Fransiskus pada bulan ini. Karena itu, Gereja Katolik mendesak Israel untuk menindak para pelaku serangan itu.

Sebanyak 14 serangan oleh terduga kaum ekstremis kanan Yahudi telah dilaporkan tahun lalu. Beberapa serangan dilakukan selama satu bulan terakhir, termasuk sebuah ancaman kematian yang ditulis dalam bahasa Ibrani ke Majelis Uskup di Notre Dame Centre di Jerusalem Timur.

Serangan-serangan itu dikenal sebagai "price tags", sebuah referensi kaum Yahudi ultranasionalis untuk serangan atau vandalisme terhadap pemerintah atau militer Israel atau penduduk Arab Israel yang Muslim atau Kristen yang dimaksudkan sebagai "ganjaran" untuk setiap pembatasan terhadap permukiman Yahudi di tanah Palestina.

"Telah terjadi peningkatan tajam provokasi price tag di dalam Israel," kata Fouad Twal, patriark Jerusalem, kepada para wartawan pada sebuah prosesi pasca-Paskah di kota Haifa, yang merupakan tempat bagi ribuan umat Kristen berbangsa Arab di Israel. "Gelombang aksi teror kaum ekstremis ini pasti menjadi keprihatinan yang mendalam bagi semua orang yang waras."

Patriark Twal mengatakan, "tindakan vandalisme yang tak terkendali merusak suasana" menjelang kunjungan pertama Paus Fransiskus ke Tanah Suci sejak ia menjadi paus. Paus tersebut akan mengunjungi Jordania, Tepi Barat, dan Jerusalem pada 24-26 Mei.

Twal menagih janji para pejabat Israel, terutama Menteri Pertahanan Moshe Yaalon dan Menteri Kehakiman Tzipi Livni, untuk menindak para penyerang price tag. Namun, dia menambahkan, sebelum janji Israel untuk menghentikan vandalisme "menjadi tindakan, kami tetap skeptis". "Bagaimana bisa bahwa mereka tidak menangkap para pelaku?" kata Twal.

Para pejabat Israel mengatakan bahwa mereka telah menangkap puluhan tersangka price taggers, walau hanya beberapa yang telah divonis di pengadilan. Polisi mengatakan, hanya ada beberapa pelakunya, tetapi sekitar setengahnya masih anak-anak sehingga hakim memberi keringanan hukuman.

Uskup Giacinto-Boulos Marcuzzo dari Nazaret memastikan bahwa Israel telah menangkap seorang tersangka terkait sebuah surat ancaman yang diterimanya bulan lalu, yang menurut laporan media ditulis dalam bahasa Ibrani. Uskup Marcuzzo mengatakan, pameran intoleransi itu merupakan ancaman "sangat berbahaya" bagi koeksistensi Israel-Arab. "Jika kita tidak menerima satu sama lain, kita menghancurkan negara ini," kata Uskup Marcuzzo.

Price tagging juga terjadi di instalasi militer Israel di Tepi Barat dan desa-desa Arab di Israel.

Twal mengatakan, serangkaian serangan itu tidak menimbulkan ancaman keamanan khusus bagi kunjungan paus, dan pengaturan keamanan terkendali. "Yang pasti masalah ini, vandalisme, grafiti, bukan pertanda baik," kata Twal kepada Reuters setelah konferensi pers. Ketika ditanya, apakah serangan itu membuat ia takut akan keselamatan Paus, ia menjawab, "Tidak, kami tidak takut akan keselamatan Paus ... orang-orang sangat senang menerima dia, saya yakin."

Paus itu, yang seperti pendahulunya Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI punya hubungan bersahabat dengan para pemimpin agama Yahudi, dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Notre Dame Centre, yang terletak tepat di luar tembok kota tua Jerusalem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com