Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Juga Kirim "Bluefin Drone" untuk Cari MH370 Malaysia Airlines

Kompas.com - 25/03/2014, 06:28 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON, KOMPAS.com — Satu lagi peralatan canggih dikirimkan Amerika Serikat untuk mencari pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu (8/3/2014). Pentagon, Senin (24/3/2014), menyatakan telah mengirimkan bluefin drone.

"Kita memiliki lebih dari 200 keluarga di luar sana yang sekarang berduka," kata juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, Senin. Dia mengatakan, bantuan ini dikirimkan untuk memastikan keluarga korban tahu bahwa seluruh dunia berkorban bersama mereka.

Bluefin drone, menurut data peralatan Pentagon, adalah alat yang dapat menyelisik keberadaan benda hingga kedalaman 15.000 kaki atau sekitar 6 kilometer. Bluefin drone adalah sebuah kendaraan otonom bawah laut yang memiliki panjang 5 meter dan bobot 800 kilogram.

Bluefin drone ini melengkapi alat yang lebih dulu diumumkan akan dikirimkan Amerika untuk membantu pencarian pesawat di perairan Samudra Hindia, towed pinger locater, sebuah alat berteknologi solar yang pada dasarnya dipakai untuk mencari kotak hitam pesawat.

Pencarian kotak hitam MH370 milik Malaysia Airlines kini menjadi fokus para penyidik karena alasan teknis. "Baterai" dari kotak hitam tersebut hanya akan bertahan 30 hari sejak pesawat hilang. Selepas waktu itu, tak akan ada lagi sinyal yang bisa diharapkan menjadi penentu lokasi keberadaan kotak perekam suara di kokpit dan data penerbangan itu.

Pada 2009, Amerika juga meminjamkan peralatan ini untuk membantu pencarian pesawat Air France yang jatuh ke Samudra Atlantik. Rencananya, dalam pencarian pesawat milik Malaysia tersebut, bluefin drone akan ditarik oleh kapal komersial milik Australia.

Kedua peralatan diberangkatkan dari bandara New York, Senin, dan diharapkan sudah ada di Perth, Australia, pada Selasa (25/3/2014). Sebanyak 10 personel sipil dan tentara berseragam turut berangkat ke Australia bersama kedua alat untuk membantu pengoperasian dan persiapan alat itu.

Namun, Pentagon memperingatkan bahwa kedua peralatan tersebut hanya akan benar-benar berguna ketika lokasi pencarian sudah menyempit secara signifikan. "Agar teknologi ini akan berguna, Anda harus memiliki daerah yang sudah diidentifikasi di dasar laut sebagai lokasi pencarian Anda," kata Kirby. "Anda harus memberikan beberapa parameter, yang itu belum ada pada kami."

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan, pesawat diperkirakan mengakhiri perjalanannya di Samudra Hindia. Dia menyatakan hal itu berdasarkan data yang telah didapatkan selama 17 hari pencarian. Saat ini fokus pencarian yang melibatkan lebih dari 26 negara dan beragam peralatan canggih difokuskan di samudra itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com