Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Pengguna Angkutan Umum "Orang Miskin", Bankir Diancam Dibunuh

Kompas.com - 24/01/2014, 10:13 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.com — Bankir asal Inggris di Singapura, yang menyebut pengguna angkutan umum negara kota itu sebagai "orang miskin" dan menghina sopir taksi dalam serangkaian posting-an di dunia maya, kini khawatir karena, katanya, mendapat ancaman pembunuhan. Walau telah meminta maaf secara terbuka kepada warga Singapura, bankir bernama Anton Casey itu menghadapi desakan untuk dideportasi dan kemungkinan diskors oleh kantor tempatnya bekerja.

Casey (39), yang mengantongi kartu permanent resident Singapura, menyebut para pengguna angkutan umum di negara itu sebagai ”orang miskin” dan menebar bau. Casey, yang biasanya mengendarai mobil Porsche itu, mengunggah foto anak laki-laki hasil pernikahannya dengan mantan ratu kecantikan Singapura, Bernice Wong, ke Facebook. Foto tersebut memperlihatkan anaknya yang masih berusia lima tahun duduk di dalam kereta Metro di antara para penumpang lain, dengan keterangan foto seolah-olah anak itu berkata, ”Ayah, di mana mobilmu dan siapa orang-orang miskin ini?”.

Foto berikutnya menunjukkan anak itu tengah melambaikan tangan dari dalam mobil Porsche warna perak beratap terbuka. Foto itu dilengkapi keterangan: ”Aaah... ketemu lagi dengan mobil kesayanganku. Aktivitas normal bisa dilanjutkan setelah saya menghilangkan bau angkutan umum ini”.

Dalam posting-an lain di Facebook, Casey juga menyebut seorang sopir taksi sebagai seorang idiot.

Casey mendapat kecaman terkait serangkaian posting-annya itu dan menjadi topik berita di mana-mana, termasuk di media di negara asalnya, Inggris. Dia mengatakan, seperti dikutip Guardian, Kamis (23/1/2014), bahwa dirinya mendapat ancaman kematian.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan perusahaan PR-nya, Casey berkata, "Saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada rakyat Singapura. Saya punya rasa hormat dan penghargaan yang sangat tinggi untuk Singapura dan orang-orang baik Singapura, di sinilah rumah saya." Dia melanjutkan, "Saya tidak mengharapkan hal lain selain dimaafkan atas penilaian buruk saya dan diberi kesempatan kedua untuk mendapatkan kembali kepercayaan rakyat yang pernah diberikan kepada saya sebagai penduduk negara yang indah ini."

Sebuah video muncul di dunia maya di mana Casey mengatakan, "... Saya tidak bermaksud menyinggung siapa pun. Jangan marah padaku. Marahlah kepada ibu dan ayah kalian yang telah membesarkan kalian sebagai pengecut." Dalam pernyataannya, Casey berkata, "Harus dibuat sangat jelas bahwa sebuah video di YouTube tentang saya, yang bersama anak saya di latar belakang, tidak di-posting untuk menanggapi peristiwa baru-baru ini. Video itu dibuat beberapa minggu sebelumnya dan telah disalahgunakan untuk menggambarkan bahwa seakan-akan saya tidak menyesal."

Walau dia meminta maaf, warga Singapura kini sedang mendesak para politisi agar Casey diusir dari negara itu, bahkan menuduhnya telah melanggar undang-undang tentang penghasutan. Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam, bahkan ikut mengecam dan meragukan ketulusan permintaan maaf Casey. Shanmugam berkomentar di Facebook, "Saya sangat marah dan tersinggung dengan apa yang dia posting itu. Sangat menghina, salah, dan tidak bisa diterima." Politisi itu mengatakan, sebagaimana dikutip International Business Times, Casey telah memamerkan karakter memprihatinkan dengan melecehkan orang-orang yang punya uang lebih sedikit dari dia.

Dia menulis, "Mereka yang bernasib baik dalam hidup harus selalu memperhatikan orang lain, terutama yang kurang mampu atau miskin. Ini merupakan kesusilaan dasar manusia. Sebaliknya Tuan Casey menunjukkan penghinaan. Punya uang dan Porsche, tidak secara otomatis berarti seseorang lebih unggul. Karakter itu penting."

Casey belum muncul di publik Singapura sejak dia bersembunyi. Dia hanya menyatakan penyesalannya melalui siaran pers. Di Facebook, di mana dia mem-posting pesan yang tidak sopan itu, seruan agar diusir telah menumpuk.

Tan Sa Tan, seorang pengguna Facebook, membandingkan penghinaan yang ditampilkan Casey itu dengan bentuk diskriminasi yang lain. Dia menulis, "Saya ingat dengan jelas adegan film Bruce Lee Fist of Fury di mana ada plang yang ditempelkan di luar sebuah klub Jepang yang bertulis "Anjing dan orang China tidak diperkenankan". Begitulah saya merasa sebagai warga Singapura telah diinjak-injak oleh orang asing arogan seperti Anton Casey di tanah air kita sendiri."

Christophe Audergon, atasan Casey di perusahaan manajemen keuangan Crossinvest, mengatakan, komentar anak buahnya itu "berselera rendah". Dalam sebuah pernyataan, Audergon berkata, "Crossinvest punya kebijakan yang jelas mengenai kode etik yang diharapkan dari karyawannya. Kode etik itu mencakup hingga ke media sosial. Kami sedang menyelidiki komentar yang dibuat karyawan kami dan akan mengambil tindakan yang tepat setelah kami punya semua fakta."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com