Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Qaeda Meminta Maaf, Hal yang Langka Terjadi

Kompas.com - 23/12/2013, 11:47 WIB
KAIRO, KOMPAS.com — Kelompok teroris Al Qaeda membuat permintaan maaf secara terbuka, sesuatu yang jarang terjadi. Pemimpin militer Al Qaeda cabang Yaman mengatakan bahwa salah seorang pejuangnya tidak mematuhi perintah dan menyerang sebuah rumah sakit di kompleks Departemen Pertahanan Yaman pada serangan Desember ini, yang menewaskan 52 orang.

Qassim Al Rimi, komandan Al Qaeda di Semenanjung Arab atau sering disingkat dengan AQAP, mengatakan dalam sebuah sebuah video yang di-posting di situs kelompok militan itu bahwa para penyerang tersebut telah diperingatkan sebelumnya untuk tidak masuk rumah sakit atau tempat berdoa di kompleks tersebut. Namun dia mengatakan, seorang pejuangnya tetap melakukan hal itu.

"Kini kami mengakui kekeliruan dan kesalahan kami," kata Al Rimi dalam sebuah video yang dirilis pada Sabtu (21/12/2013) oleh media Al Qaeda, Al Mallahem. "Kami menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa kepada keluarga para korban. Kami bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi di rumah sakit itu dan akan membayar uang darah bagi keluarga para korban."

Tampaknya permintaan maaf itu didorong siaran televisi Pemerintah Yaman. Stasiun televisi pemerintah sebelumnya menayangkan video yang menunjukkan seorang pria bersenjata menyerang para dokter dan staf rumah sakit lainnya. Di tempat yang sama, sejumlah anggota Al Qaeda telah mencoba untuk membantah video itu dengan mengatakan bahwa itu palsu. Namun, protes yang terjadi tampaknya mendorong cabang Al Qaeda tersebut membuat ekspresi penyesalan yang tidak biasa.

"Kami tidak menyuruhnya melakukan hal itu dan kami tidak senang dengan apa yang dia lakukan," kata Al Rimi. Namun, dia mengatakan, walau kelompok itu membuat kesalahan, "Kami akan terus dengan jihad kami."

Keaslian video yang punya teks terjemahan bahasa Inggris itu tidak bisa dikonfirmasi, walau hal itu konsisten dengan sejumlah laporan Associated Press lainnya dan berasal dari media sayap Al Qaeda.

Pejuang Al Qaeda itu dan delapan anggota militan lainnya tewas dalam serangan bom bunuh diri pada 5 Desember yang menyasar kompleks kementerian di Sanaa, ibu kota Yaman. Tujuh orang asing asal Jerman, India, Filipina, dan Vietnam termasuk di antara orang yang tewas. Mereka semua adalah orang-orang yang memberikan bantuan di rumah sakit tersebut.

Al Rimi mengulangi pernyataan Al Qaeda sebelumnya bahwa Departemen Pertahanan Yaman diserang karena di sana terdapat ruang kontrol pesawat tanpa awak (drone) dan para pakar AS. Dia juga mengatakan, markas-markas keamanan Yaman yang digunakan AS dalam perang merupakan "sasaran yang sah."

Dia memperingatkan, para pejuang Al Qaeda juga akan menyerang setiap pos militer dan kamp-kamp lainnya yang "bekerja sama dengan sejumlah drone Amerika". "Kami punya daftar panjang tempat-tempat seperti itu," kata Al Rimi.

Serangan pesawat tak berawak AS di Yaman telah menimbulkan kerugian besar terhadap militan Al Qaeda dan merupakan bagian dari kampanye bersama AS-Yaman melawan kelompok yang Washington sebut sebagai cabang paling berbahaya dari jaringan teroris global itu. Namun, serangan drone pada 12 Desember, yang salah mengira konvoi pesta pernikahan sebagai konvoi Al Qaeda, telah menewaskan 15 warga sipil. Serangan yang salah sasaran itu memicu kemarahan terhadap AS dan pemerintah di Sanaa. Parlemen Yaman kemudian mendesak pemerintah untuk mengakhiri penggunaan wilayah udara Yaman oleh pesawat tak berawak AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com