Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Nepal Tangkap Otak Penyelundup Cula Badak

Kompas.com - 07/10/2013, 20:02 WIB
KATHMANDU, KOMPAS.com — Kepolisian Nepal, Senin (7/10/2013), menangkap 14 orang pemburu cula badak, termasuk orang yang diduga otak penyelundupan cula badak antarnegara.

Tikaram Paudel, seorang pejabat di Taman Nasional Chitwan yang menjadi suaka badak di Nepal, mengatakan, polisi menangkap Buddhi Bahadur Praja, yang diduga sebagai otak jaringan penyelundup cula badak dari Nepal ke China.

Penangkapan Bahadur Praja di kota wisata Pokhara, lanjut Paudel, membantu polisi mengungkap jaringan pemburu dan penyelundup cula badak.

"Dia (Bahadur) memasok cula badak ke para penyelundup di Kathmandu yang kemudian akan mengirim cula-cula itu ke Tibet," kata Paudel.

Polisi kini menuduh pria berusia 55 tahun itu membunuh 12 ekor badak selama enam tahun terakhir.

Menyusul penangkapan Bahadur Praja, polisi kemudian menangkap empat penyelundup dan delapan pemburu, serta menyita dua senjata api serta empat peluru dari desa tempat tinggal para pemburu di dekat taman nasional.

Sesuai undang-undang Nepal, pemburu gelap badak terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun penjara dan denda sebesar 1.013 dollar AS.

Di masa lalu, terdapat ribuan ekor badak di Nepal. Namun, populasi badak di negeri itu menurun tajam selama satu abad terakhir karena perburuan dan habitat badak yang semakin terdesak keberadaan manusia.

Berdasarkan sensus 2011, kini hanya tersisa 534 ekor badak di kawasan yang dilindungi termasuk Taman Nasional Chitwan.

Satu cula badak di pasar gelap dihargai hingga ribuan dollar AS. Penjagaan perbatasan yang buruk, penegakan hukum yang lemah, ditambah dekatnya wilayah Nepal dengan China, membuat negeri itu menjadi pusat penjualan cula badak ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com