Para pekerja anak itu, kata Christian, bekerja lantaran alasan ekonomi. "Mereka membantu orangtua yang menjadi pekerja di tambang marmer dan emas," imbuhnya.
Terkait kenyataan ini, ILO menggelar program pendidikan bagi pekerja anak sejak September 2012. Program sesi pertama ini sudah kelar pada Mei 2013.
Secara rinci, program ini sudah mendidik 830 anak hingga usia 15 tahun. Dari jumlah itu, 500 anak belajar di sekolah umum. Sementara, sisanya, di sekolah kejuruan.
Catatan terkini ILO menunjukkan 28 persen dari jumlah anak-anak di Madagaskar berusia 5 hingga 17 tahun. Mereka bekerja di sektor rumah tangga, pertambangan, transportasi, pertanian, restoran, hingga prostitusi.
Di Madagaskar ada peraturan yang bakal mendenda 1 juta hingga 3 juta ariary (mata uang setempat) atau setara dengan sejuta dollar AS pihak-pihak yang mempekerjakan anak di bawah umur. Ganjaran lainnya adalah satu hingga tiga tahun penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.