WASINGTON DC, KOMPAS.com – Petinggi Pentagon, Amerika Serikat, berencana untuk memindahkan belasan tahanan dari penjara militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba ke setidaknya dua negara.
Transfer berlangsung seiring langkah pemerintahan Presiden As Barack Obama lebih lanjut untuk menutup fasilitas kontroversial yang disebut menjadi alat perekrutan para pejihad itu.
Para tahanan dijadwalkan untuk meninggalkan Guantanamo dalam beberapa pekan mendatang. Namun, militer tidak mengungkapkan ke mana para tahanan akan dikirim.
Tariq Ba Odah, seorang pria Yaman yang melakukan mogok makan jangka panjang, adalah salah satu tahanan yang akan ditransfer, kata seorang pejabat.
Saat ini masih ada 91 tahanan yang ditahan di Guantanamo. Jumlah itu menurun dari dari sekitar 800 tahanan pada tahun 2002.
Presiden Obama telah mengatakan bahwa ia ingin mengirim para tahanan itu ke negara asal mereka masing-masing atau ke penjara militer atau sipil di AS.
Teluk Guantanamo terletak di pangkalan Angkatan Laut (AL) AS di Kuba tenggara. Mantan Presiden AS George W Bush membuka fasilitas ini untuk menahan para tersangka teror warga asing yang ditangkap setelah serangan nine eleven di AS tahun 2001.
Salah satu kecaman utama dari kelompok hak asasi manusia adalah bahwa banyak tahanan di Guantanamo ditahan tanpa tuduhan atau proses pengadilan yang adil dan terbuka.
Obama mengatakan, penjara itu menghabiskan biaya sekitar 445 juta dollar AS atau setara Rp 6 triliun setiap tahun dan merupakan ancaman bagi keamanan nasional.
Beberapa legislator dari kubu Partai Republik di Kongres menolak penutupan Guantanamo. Mereka mengatakan, para tahanan itu berbahaya dan tidak cocok ditahan di penjara sipil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.