PARIS, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Perancis Air France memastikan bahwa pesawat yang mendarat darurat di Kenya, Sabtu (19/12/2015) malam, terjadi akibat salah menduga benda mencurigakan yang dianggap bom.
Pesawat AF 463 yang membawa 459 penumpang dan 14 kru dari Mauritius itu terpaksa mendarat setelah melihat adanya kotak berisi alat pengatur waktu, yang ditemukan di toilet pesawat.
"Setelah melakukan analisis, dipastikan bahwa benda mencurigakan yang dianggap bom itu adalah peringatan palsu," kata Kepala Eksekutif Air France, Frederic Gagay, dikutip dari AFP, Senin (21/12/2015).
"Informasi yang kami peroleh, benda itu tidak bisa menimbulkan ledakan yang dapat menghancurkan pesawat, tapi hanya campuran karton, serpihan kertas, dan alat pengatur waktu," ucap Gagay.
Selain itu, Gagay juga menilai perbuatan yang menaruh benda mencurigakan itu sebagai "lelucon buruk".
Sumber kepolisian di Mombasa mengatakan bahwa polisi menginterogasi sejumlah penumpang. Setidaknya ada lima orang yang sudah dicurigai sebagai pelaku iseng itu.
Pesawat tujuan Paris itu semestinya mendarat di Bandara Charles de Gaulle pada pukul 05.00, Minggu pagi waktu setempat.
Namun, benda mencurigakan itu menyebabkan pesawat mendarat darurat di Bandara Internasional Moi, Mombasa, sebelum pukul 01.00 waktu setempat.
Penumpang bahkan disebut harus turun dengan menggunakan peluncur yang disiapkan untuk pendaratan darurat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.