Selain di wilayah Afrika Barat, yang diketahui sebagai wilayah yang paling banyak terjadi kematian, virus ebola dikhawatirkan menjadi epidemic terburuk yang pernah ada di negara lainnya. Di negara Australia, Zimbabwe, Makedonia, dan Spanyol, para pasien yang menunjukan indikasi terjangkit virus ebola dibawa ke unit isolasi, atau diperintahkan untuk tetap berada di dalam rumah mereka sendiri.
Kalangan berwenang telah memperingatkan, laporan palsu terkait penularan virus tersebut dapat memicu kepanikan warga.
Sebelumnya, beredar kabar yang menyebutkan seorang penumpang asal Amerika Serikat ditahan oleh tim pengendali virus saat ia bersin-bersin. Disebutkan, penumpang tersebut berkata, “Saya menderita ebola, Anda semua akan kacau."
Kekhawatiran terhadap ebola juga menjadi perhatian serius ketika ada kemungkinan virus tersebut menyebar dari ruang isolasi di rumah sakit utama Spanyol.
Sebelumnya diketahui, seorang perawat di Spanyol yang dibawa ke ruang isolasi, saat ini tengah berjuang hidup untuk melawan virus ebola.
Seorang petugas kesehatan yang berbicara kepada AFP mengatakan, lantai karantina Rumah Sakit Carlos III yang berada di Madrid, telah ditutup pada tahun lalu. Hal itu dilakukan karena terjadi pemotongan anggaran.
Ia menambahkan, ruangan tersebut baru digunakan pada Agustus lalu untuk digunakan oleh dua utusan yang diterbangkan kembali karena sakit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan jumlah kematian akibat ebola saat ini telah mencapai lebih dari 4000 jiwa. Data WHO per tanggal 8 Oktober 2014, dari sejumlah 8.399 kasus ebola yang terdaftar di tujuh negara, sebanyak 4.033 orang telah dinyatakan tewas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.