NIS dituduh memalsukan sejumlah dokumen, termasuk catatan perbatasan China, untuk membangun suebuah kasus spionase terhadap seorang mantan pejabat kota Seoul yang merupakan pelarian Korea Utara pada 2004.
Pemerintah China telah memastikan bahwa data-data yang disampaikan NIS adalah tidak benar. Pernyataan ini memaksa NIS mengeluarkan bantahan terlibat dalam pemalsuan dokumen.
Pekan lalu, kasus ini berkembang dengan dramatis saat seorang informan NIS yang terkait dengan pemalsuan dokumen itu mencoba melakukan bunuh diri.
Informan itu selamat dari upayanya bunuh diri dan kini berada dalam penanganan kejaksaan Korea Utara.Di saat pemilu lokal akan digelar pada awal Juni, para politisi dari partai berkuasa Saenuri menyerukan agar Direktur NIS Nam Jae-joon mundur dari jabatannya.
"Ini adalah isu yang sangat mengganggu. Saya sangat terkejut mendengar kasus pemalsuan dan upaya menutupinya," kata seorang anggota parlemen senior dari partai Saenuri, Shim Jae-chul.
"Nampaknya, Direktur Nam harus bertanggung jawab atas masalah ini," tambah Shim.
Masalah ini menjadi sangat sensitif untuk Presiden Park Geun-hye yang memilih Nam Jae-joon sebagai direktur NIS.
Dinas rahasia, yang telah beberapa kali berubah nama itu, memiliki reputasi yang kurang baik selama masa pemerintahan otoriter menguasai Korea Selatan sebelum negeri itu menerapkan demokrasi pada 1980-an.
Di masa kini, NIS juga tak lepas dari serangkaian skandal. Skandal terbaru adalah pengakuan sejumlah agen bahwa mereka ikut campur dalam pemilihan presiden 2012.
Pendahulu Nam Jae-joon, Won Sei-hoon bulan lalu divonis bersalah menerima suap dan dipenjara selama dua tahun.
Selain itu, Won juga menghadapi sejumlah dakwaan antara lain ikut campur dalam proses pemilu, mengendalikan kampanye hitam terhadap kandidat dari partai oposisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.