"Para mahasiswa yang kualifikasi politiknya tidak sesuai tidak akan diluluskan, bahkan jika nilai mata kuliah lainnya sempurna," kata Sekretaris Partai Komunis di Sekolah Guru Kashgar, Xu Yuanzhi, seperti dilaporkan harian partai komunis Xinjiang Daily.
Sejauh ini, belum diperoleh kepastian apakah kebijakan ini sudah secara resmi diterapkan di seluruh kawasan itu.
"Ideologi adalah medan perang tanpa asap senjata api," kata Presiden Universitas Normal Xinjiang, Weili Balati.
"Sebagai pimpinan universitas, kami memiliki tanggung jawab lebih untuk membantu mahasiswa dan dosen dalam memahami dan memberlakukan agama, etnis, dan budaya serta membantu mereka membedakan yang salah dan benar," tambah Balati.
Pemerintah Beijing menuding Gerakan Islam Turkestan Timur menjadi dalang serangan 28 Oktober di Lapangan Tiananmen. Saat itu, sebuah mobil menabrak kerumunan orang dan meledak. Insiden itu menewaskan tiga orang di dalam mobil dan dua orang pejalan kaki.
Xinjiang adalah wilayah China dengan penduduk mayoritas etnis Uighur yang beragama Islam. Sebagian besar dari mereka menentang kontrol Beijing dan membanjirnya etnis Han ke wilayah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.