"Kami sudah mengirim sebagian komponen secara terpisah, namun pengiriman secara penuh belum bisa diselesaikan dan untuk sementara ini kami menundanya," ujar Putin.
Pernyataan Putin ini ditujukan untuk memastikan negara-negara Barat akan hadir dalam KTT G20 yang digelar pekan ini di St Petersburg.
KTT ini digelar di bawah bayang-bayang ketegangan diplomatik antara Rusia dan Barat terkait konflik Suriah.
Pada Juni lalu, Putin mengatakan kontrak penjualan sistem persenjataan itu ke Suriah belum direalisasikan dan menambahkan Moskwa tidak ingin merusak keseimbangan di Timur Tengah.
Putin menegaskan, sistem persenjataan S-300 memang bukan teknologi persenjataan Rusia yang paling modern. Namun, Putin mengklaim, S-300 masih sedikit lebih baik dibanding rudal Patriot buatan AS.
Seorang sumber militer seperti dikutip kantor berita RIA Novosti mengatakan, sebagian peralatan yang sudah diterima Suriah sangat tidak cukup untuk menyusun satu sistem persenjataan dan tidak bisa digunakan sebagai senjata.
"Rosoboronexport (perusahaan senjata Rusia) belum mengimplementasikan kontrak S-300 dengan Suriah. Pengiriman sudah dilakukan namun belum lengkap," kata sumber itu.
Harian Vedomosti, mengutip sumber di perusahaan persenjataan itu, melaporkan pada Agustus sejumlah S-300 untuk Damaskus sudah selesai diproduksi.
Meski Damaskus sudah membayarkan uang muka sebesar beberapa ratus juta dolar AS, pemerintahan Assad tidak mendesak pengiriman lebih cepat atau meminta kembali uangnya demi mendapatkan dukungan Rusia.
Sejumlah media di Rusia menyebutkan, kontrak dengan Suriah ini berupa tiga hingga enam sistem persenjataan S-300 bernilai sedikitnya 1 miliar dolar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.