Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Merdunya Menggema di Stasiun Bawah Tanah LA, Gelandangan Ini Beberkan Kisahnya

Kompas.com - 10/10/2019, 18:20 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Namanya adalah Emily Zamourka. Dia adalah gelandangan yang pada September lalu, menjadi viral karena suara merdunya.

Semuanya terjadi ketika dia tengah berada di stasiun bawah tanah LA sembari menenteng tas plastik dan menarik troli belanja penuh dengan barang.

Dia kemudian menyanyikan O Mio Babbino Caro, sebuah komposisi aria untuk penyanyi sopran dari opera Gianni Schicchi yang digubah Giacomo Puccini.

Baca juga: Soal Pasal Gelandangan dalam RKUHP, Ini Penjelasan Menkumham

Seorang polisi LA yang melihatnya, dilansir Los Angeles Times 1 Oktober lalu, tertarik dengan keindahan suaranya dan mendekati.

"Saya berkata kepadanya 'Tolong jangan lakukan ini, saya merasa terintimidasi'. Apa yang bisa kalian harapkan dari polisi mengambil wajah kalian?" tanyanya.

Si polisi kemudian memaksa, dan akhirnya dia setuju dengan catatan tidak disebarluaskan. Dengan rambut kuncir, dia bernyanyi kembali.

Namun Kepolisian LA (LAPD) memutuskan untuk mengunggah videonya di Twitter pada 27 September lalu, dan dilihat hingga satu juta kali.

"4 juta orang menyebut LA rumah. 4 juta cerita. 4 juta suara. Sering Anda hanya harus berhenti dan mendengar satu suara yang indah," ujar LAPD di twit-nya.

Dalam sekejap, perempuan berusia 52 tahun itu menjadi viral dan dikenal di stasiun Wilshire-Normandie dengan orang-orang sekadar menyapa atau berfoto.

Kepada ABC7 dikutip Globlnews.ca, Emily mengaku dia tidak mendapat pelajaran olah vokal. Dia bernyanyi karena dia menyukainya.

Selain itu, dia belajar dengan cara meniru pertunjukan opera yang ditayangkan di televisi Rusia ketika dia masih kecil.

Emily mengungkapkan, dia pindah dari Rusia ke Amerika Serikat (AS) pada usia 24 tahun, ketika dia masih menimba ilmu biola dan piano.

Saat pertama menginjakkan kaki di AS, dia tinggal di Missouri selama lebih dari 10 tahun, dan bekerja di restoran serta rumah perawatan.

"Saya tidak ingin menjadi beban bagi siapa pun. Saya menjalani hidup saya dengan tenang, saya juga mempelajari bahasa Inggris," katanya.

Baca juga: Dalam RKUHP, Gelandangan dan Pengganggu Ketertiban Umum Diancam Denda Rp 1 Juta

Dia kemudian kembali ke jalurnya, musik, tatkala pindah ke Vancouver, Washington, pada awal 2000-an. Saat itu, dia menawarkan les piano di gereja.

Pelajaran yang dia berikan rupanya menarik sekitar 60 anak. "Murid-murid sangat senang. Saya juga bahagia jika mereka sukses," lanjut Emily.

Namun, musibah mulai datang saat 2005, di mana pankreas dan hatinya mulai menurun. Emily mengatakan dia kesulitan mendapatkan pengobatan.

Salah seorang temannya yang berasal dari Rusia kemudian membantunya mendapatkan rumah sakit di LA. Setelah dirujuk, dia butuh tabung makanan selama dirawat saat Desember 2007 hingga April 2008.

Ketika akhirnya dia cukup kuat untuk bekerja kembali, Emily yang menjadi warga resmi setelah mengajukan suaka politik pindah apartemen di Glendale.

Namun dibanding di Washington, rupanya warga di sana kurang antusias. Jadi, dia terpaksa menambah penghasilan dengan menjadi musisi jalanan.

Musibah tak berhenti menghampirinya. Temannya yang membantunya dalam masalah keuangan diketahui meninggal akibat penyakit jantung.

Kemudian ketika dia tengah tampil di Clifton, seseorang merebut biolanya dan menghancurkannya. Tanpa penghasilan, dia pun diusir dari apartemennya.

Setelah itu dia menghabiskan hari-harinya dengan menjadi gelandangan. Hingga suaranya yang merdu membuatnya dikenal oleh publik.

Branimir Kvartuc, juru bicara anggota dewan kota Joe Buscaino mencoba melacaknya, dan memberikan pekerjaan bagi Emily.

Baca juga: Di Hari Libur, Penata Rambut Norah Jones Ini Potong Rambut Gelandangan Secara Gratis

Dia dijadwalkan untuk bernyanyi dalam pembukaan Little Italy, sebuah klab di San Pedro untuk merayakan keturunan Italia di Los Angeles.

"Dia sangat senang. Namun saya rasa, kami lah yang jauh lebih senang. Kami akan memperlakukannya seperti seorang bintang," terang Kvartuc.

Tak hanya itu. kampanye GoFundMe yang digagas konsultan politik Michael Trujillo menghasilkan uang hinggag 45.000 dollar AS, atau Rp 636,8 juta.

Uang itu nantinya bakal digunakan untuk membeli rumah. "Impian saya selalu di sana. Mungkin suatu saat bakal terwujud," pungkasnya.

Warga lokal Susanna Oganyan menjelaskan, dia sering berada di kawasan LA sambil mendorong troli belanja. "Dia adalah orang yang elegan," ujarnya.

Baca juga: Seorang Gelandangan Tewas Bakar Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com