Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2019, 16:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menyatakan mereka menolak jika diminta "mengubah perilaku" jika ingin memulihkan hubungan baik dengan Inggris pasca-kasus racun saraf Novichok.

Melalui juru bicara Dmitry Peskov, yang Rusia inginkan adalah relasi saling menguntungkan yang didasarkan kepada kepentingan masing-masing negara.

Baca juga: Putin Minta Inggris Lupakan Kasus Sepele Racun Saraf Novichok

"Tidak ada yang bisa disalahkan dalam perilaku semacam itu," kata Peskov di sela forum ekonomi di Saint Petersburg, seperti dikutip AFP Jumat (7/6/2019).

"Malah faktanya, terdapat faktor lain yang merusak hubungan bilateral, dan saat ini kami tengah menatap konsekuensinya," lanjut Peskov dalam konferensi pers.

Pada Kamis (6/6/2019), juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May berkata Rusia dan Inggris bakal mempunyai hubungan baik jika Kremlin bersedia mengubah perilakunya.

Juru bicara itu menanggapi ucapan Presiden Vladimir Putin yang menyatakan dia berharap Rusia dan Inggris bisa membuka lembaran relasi bilateral yang baru.

Presiden 66 tahun itu mengungkapkan kepentingan ekonomi, sosial, maupun keamanan dunia jauh lebih penting daripada pertikaian siapa memata-matai siapa.

"Moskwa dan London harus melupakan segala masalah sepele itu dan memulai sebuah hubungan yang menjanjikan," ujar Putin dalam pertemuan tersebut.

ubungan dua negara itu sempat memanas sejak Sergei Skripal, mantan agen ganda Rusia, dan putrinya Yulia ditemukan pingsan di bangku Salisbury 4 Maret 2018.

Dari tubuh keduanya, dinas intelijen Inggris mengklaim menemukan Novichok, racun saraf yang dikembangkan di era Uni Soviet dan diklaim paling mematikan.

Baca juga: Racun Saraf Novichok Dimasukkan dalam Daftar Zat Terlarang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com