Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi Besar 22 Juli 1970 Memicu Diperingatinya Hari Bumi...

Kompas.com - 22/04/2019, 16:42 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Dilansir dari earthday.org, perwakilan universitas menyelenggarakan protes terhadap kerusakan lingkungan.

Mereka menyuarakan protes atas tumpahan minyak, pabrik-pabrik pencemar, pembangkit listrik, pembuangan limbah mentah, pembuangan racun, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, dan kepunahan satwa liar.

Di New York City, Wali Kota John Lindsay menutup sebagian lalu lintas selama beberapa jam untuk acara ini.

Sementara itu, aksi di Washington DC juga sama, ribuan orang mendengarkan pidato dan pertunjukan oleh penyanyi Pete Seeger. Mereka memaksa disahkannya Hari Bumi sebagai momentum untuk kesadaran lingkungan.

Acara ini berperan penting dalam mendapatkan dukungan mengenai isu lingkungan di Kongres AS.

Selama tahun 1970-an, sejumlah undang-undang lingkungan yang penting disahkan, di antaranya UU Udara Bersih, UU Peningkatan Kualitas Air, UU Spesies Terancam Punah, UU Pengendalian Zat Beracun, UU Pengendalian Penambangan Permukaan, dan UU Reklamasi.

Perkembangan penting lainnya adalah pembentukan Badan Perlindungan Lingkungan pada Desember 1970. Badan ini bertugas melindungi kesehatan manusia dan menjaga lingkungan alam.

Ketika tahun 1990-an, sekelompok pemimpin lingkungan meminta Denis Hayes untuk mengorganisir kampanye besar lainnya yang bersifat global.

Sekitar 200 juta orang di lebih dari 140 negara berpartisipasi dalam aksi kali ini. Pada awal abad ke-21, Hari Bumi berfokus pada energi bersih dan melibatkan ratusan juta orang di 184 negara dan 5.000 kelompok lingkungan.

Banyak kegiatan Hari Bumi termasuk meningkatkan kesadaran tentang sejumlah masalah lingkungan, terutama ancaman pemanasan global dan kebutuhan akan sumber energi yang bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com