Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 13 Manajer Google Dipecat akibat Kasus Pelecehan Seksual

Kompas.com - 26/10/2018, 14:56 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan teknologi Google memecat 48 orang karyawannya, termasuk 13 orang manajer senior, terkait dugaan  pelecehan seksual sejak 2016.

Dalam suratnya kepada para karyawan, CEO Sundar Pichai mengatakan, perusahaan tersebut harus mengambil jalan tegas tehadap perilaku tak pantas tersebut.

Surat itu merupakan respon terhadap laporan harian The New York Times yang menyebut pencipta Android, Andy Rubin menerima paket 90 juta dolar atau hampir Rp 1,4 triliun saat meninggalkan Google karena dituduh melakukan hal tak senonoh.

Baca juga: Seorang Suami Pergoki Istrinya Selingkuh Lewat Google Maps

Harian The New York Times menambahkan, juru bicara Rubin membantah semua tuduhan tersebut.

"Tuan Rubin memutuskan untuk meninggalkan Google pada 2014 untuk mengembangkan perusahaan permodalan dan inkubator teknologi Playground," kata Sam Singer.

Sementara itu, Pichai dalam suratnya mengatakan, artikel The New York Times itu "sulit dibaca" dan Google amat serius menciptakan lingkungan kerja yang aman dan inklusif.

"Kami pastikan bahwa kamu mengevaluasi semua keluhan soal pelecehan seksual, kami menginvestigasi dan mengambil keputusan," ujar Pichai.

Pichai menambahkan, selama dua tahun terakhir tak ada karyawan menerima pesangon jika diberhentikan atau dipecat.

Menurut laporan The New York Times, berdasarkan keterangan dua eksekutf Google menyebut, CEO Google saat itu Larry Page meminta Rubin untuk mengundurkan diri.

Langkah itu diambil setelah perusahaan memverifikasi keluhan seorang karyawan perempuan soal pelecehan di sebuah kamar hotel pada 2013.

Meski demikian Rubin bersikukuh tidak bersalah dan meninggalkan Google atas kemauannya sendiri.

Baca juga: Lapor dan Cari Keberadaan Korban Tsunami via Google Person Finder...

Klaim Rubin ini menunjukkan upaya terus menerus menampik adanya budaya seksis di Silicon Valley yang didominasi para pria itu.

"Di dunia normal kasus ini bisa mengakhiri karier Rubin. Namun, dunia teknologi bukan hanya pemaaf tetapi juga menganggap masalah seperti ini tidak penting," kata Carolina Milanesi, analis di Creatives Strategies, San Francisco.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com