MOSKWA, KOMPAS.com - Badan Keamanan Rusia (FSB) dilaporkan menangkap seorang ilmuwan setelah data rudal hipersonik mereka diduga bocor.
Viktor Kudyavtsev dituduh telah membocorkan data pengembangan teknologi senjata hipersonik kepada negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Dikutip harian Latvia Meduza, selain Kudyavtsev, FSB juga menyelidiki 12 ilmuwan lainnya dari badan antariksa Rusia, Roskosmos.
Baca juga: Rahasia Rudal Hipersonik Rusia Diduga Bocor ke Negara Barat
Diwartakan Newsweek Selasa (24/7/2018), mereka dituding melakukan pengkhianatan, dan bakal mendekam 20 tahun jika terbukti bersalah.
Penangkapan ilmuwan senior itu memunculkan pertanyaan; seberapa canggih dan berharga rudal hipersonik tersebut?
Sebuah laporan dari kelompok Aliansi Advokasi Pertahanan Rudal (MDAA) membeberkan rudal bernama Avangard dan Kinzhal tersebut.
Dalam laporan tersebut, rudal hipersonik menggabungkan kecepatan rudal balistik dengan kemampuan manuver rudal penjelajah.
"Disebut hipersonik karena senjata itu bisa melaju lebih dari Mach 5, atau 4.800 km per jam, dan mampu bergerak lincah saat terbang," tulis MDAA.
Rudal itu dikembangkan untuk meningkatkan probabilitas kesuksesan menghantam target sembari membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.
Senjata itu bisa ditembakkan dengan dua cara. Pertama bisa dari menara peluncur rudal balistik antar-benua (ICBM) atau kapal selam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.