GHOUTA TIMUR, KOMPAS.com - Serangan udara yang terus membombardir kawasan Ghouta Timur di Suriah membuat bangunan rumah dan tempat tinggal rata dengan tanah.
Ratusan ribu warga yang terjebak terpaksa membuat tempat perlindungan dengan menggali ruang bawah tanah.
Melansir dari Al Araby, hingga 380.000 warga sipil masih terjebak di wilayah kantong gerilyawan di Ghouta Timur. Mereka tidak dapat melarikan diri karena serangan udara yang tanpa henti.
Baca juga: Sekjen PBB Desak Pelaksanaan Resolusi Gencatan Senjata di Suriah
Tak hanya menghancurkan bangunan tempat tinggal warga, serangan yang dilancarkan pasukan rezim Suriah bersama sekutunya, Rusia, juga menargetkan rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Meninggalkan warga yang terluka tanpa akses perawatan kesehatan yang memadai.
Dalam sejumlah foto yang diperoleh Al Araby, tampak warga yang bersusah payah membuat lubang perlindungan. Mereka kebanyakan adalah warga yang sejak awal tidak memiliki ruang perlindungan bawah tanah.
Sementara lainnya menempati tempat penampungan yang ada dan berharap dapat terhindar dari serangan udara yang dilancarkan pasukan rezim Suriah.
Blokade telah diberlakukan pada wilayah Ghouta Timur sejak lima minggu terakhir.
Rangkaian serangan yang dilancarkan pasukan pendukung Assad bersama sekutunya pada sepekan terakhir menjadi situasi paling buruk selama tujuh tahun perang di Suriah.
Bahkan, muncul dugaan rezim Suriah telah melakukan serangan kimia ke wilayah Ghouta Timur, menyebabkan seorang anak tewas karena terpapar klorin.
Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi gencatan senjata selama 30 hari di kawasan konflik di Suriah pada Sabtu (24/2/2018). Namun Rusia, yang menjadi sekutu rezim Assad, hanya memberikan jeda perdamaian selama lima jam setiap harinya sejak Selasa (27/2/2018).
Baca juga: Putin Perintahkan Jeda Serangan ke Ghouta Timur selama Lima Jam Setiap Hari
Kendati tetap ada laporan serangan yang dilancarkan rezim dan juga kelompok gerilyawan, adanya seruan gencatan senjata memberi harapan pada warga sipil di wilayah konflik.
Gencatan senjata sangat dibutuhkan, selain memberi kesempatan kepada warga sipil untuk meninggalkan wilayah konflik dengan aman, juga memberi ruang bagi bantuan kemanusiaan untuk dapat menjangkau daerah-daerah yang terkepung yang kekurangan pasokan seperti makanan dan obat-obatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.