MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina telah menahan dua tersangka pengedar narkoba asal Rusia. Keduanya dijanjikan bakal mendapat perlakukan berbeda.
Janji itu disampaikan langsung Presiden Filipina Rodrigo Duterte kepada Perdana Menteri Rusia Dmitri Medvedev di sela pertemuan regional di Manila, Senin (13/11/2017) malam.
Dua warga Rusia, Yuri Kirdyushkin dan Anastasia Novopashina ditahan di Filipina atas dugaan penyelundupan narkoba. Meski keduanya belum diputuskan bersalah.
Baca juga: Duterte Akan Biarkan Anaknya Ditembak Mati jika Terlibat Narkoba
Presiden Duterte berjanji akan menempatkan kedua tersangka tersebut dalam 'rumah yang nyaman' dan bukan di penjara yang sesak.
"Kami memiliki sistem peradilan fungsional yang bekerja dan mereka akan mendapatkan pengadilan yang adil dan ditahan di rumah yang nyaman," kata Duterte dikutip AFP.
"Apakah akan terbukti benar atau tidak akan kita ketahui nanti. Tapi saya akan memastikan mereka diperlakukan dengan adil dan tidak ada tekanan," tambahnya.
Penyataan dan janji Duterte tersebut jelas berbeda dengan caranya menghadapi pelaku kejahatan narkoba di Filipina dalam 16 bulan terakhir.
Data pemerintah menyebutkan setidaknya sudah 3.967 tersangka kasus narkoba yang ditembak mati oleh polisi.
Sementara 2.290 lainnya terbunuh dalam kejahatan terkait narkoba dan ribuan kasus kematian lainnya belum terpecahkan.
Situasi itu mengundang kritik terutama dari kelompok hak asasi manusia.
Namun Duterte tetap berkeras permasalahan hak asasi harus dikesampingkan demi memberantas kejahatan narkoba.
Baca juga: Remaja 17 Tahun Ditembak Terkait Narkoba, Picu Protes terhadap Duterte
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.