Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Bayang-bayang Raja Da Nang Menyambut 21 Pemimpin Dunia

Kompas.com - 09/11/2017, 11:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

PADA 11 November 2017, para pemimpin dari 21 negara termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dan Presiden China Xi Jinping, akan turun langsung ke kota Da Nang, Vietnam Tengah.

Mereka akan menghadiri pertemuan para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik/Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).

Sebanyak 21 pemimpin tersebut akan mendarat di Bandara Internasional Da Nang, menyeberangi Jembatan Sungai Han yang terkenal sebagai simbol kota pesisir, lalu melewati bangunan tertinggi di provinsi ini yakni Pusat Administrasi Da Nang yang memiliki 37 lantai, hingga tiba di Intercontinental Resort di mana pertemuan akan diadakan.

Kemajuan Da Nang yang menakjubkan itu merupakan hasil kerja keras seorang pria yang sangat luar biasa, yakni mendiang Nguyen Ba Thanh. Nguyen pernah memimpin kota Da Nang dari 1997 hingga 2013. Dia juga merupakan ketua Partai Komunis di kota tersebut.

Banyak angka-angka yang membuktikan keberhasilan Nguyen. Dari 1997 sampai 2008, pertumbuhan ekonomi Da Nang rata-rata 11,26 persen, jauh di atas rata-rata pertumbuhan nasional 7,06 persen.

Pada 1997, pendapatan per kapitanya mencapai VND 4,69 juta atau Rp 2,97 juta dan pada 2008, meningkat lebih dari empat kali lipat menjadi VND 23,62 juta atau Rp 14,04 juta.

Pada periode yang sama, jumlah rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan juga turun dari 8,79 persen menjadi kurang dari 1 persen, sehingga Da Nang saat ini telah diangkat sebagai kota model serta menjadi simbol keberhasilan besar atas kecerdasan dan dinamisme orang Vietnam.

Dengan karakter yang menarik, bertekad kuat dan fokus mengejar keberhasilan, Nguyen memimpin sebagian besar perubahan ekonomi ini.

Saya menemui Hoang (bukan nama sebenarnya), seorang pedagang berusia 68 tahun yang tinggal di distrik Khue. Distrik yang memiliki sentuhan khusus dengan pemimpinnya.

Nguyen Ba Thanh, Pemimpin kota Da Nang, Vietnam, dari tahun 1997-2013.TuoiTre News Nguyen Ba Thanh, Pemimpin kota Da Nang, Vietnam, dari tahun 1997-2013.
Pada 2001, lahan pertanian Hoang menjadi lahan yang harus dibebaskan untuk pembangunan kota dan para keluarga pemilik lahan harus dipindahkan. Nguyen secara pribadi mendatangi rumah-rumah mereka dan membujuknya agar bersedia pindah.

"Dia menjelaskan mengapa kami harus pindah, mengapa tanah kami yang berada di sebelah sungai penting untuk pembangunan kota. Dia ramah, baik hati, dan dia juga memastikan telah berbicara dengan seluruh warga yang berjumlah 100 orang, walaupun hanya sebentar,” tutur Hoang.

"Dia pandai berbicara, perhatian, dan lucu! Setelah berbicara dengannya, saya dengan senang hati pindah," ujarnya lebih lanjut.

"Selama pemerintahannya, jalan-jalan raya menjadi lebih besar, lebih bersih dan Da Nang menjadi kota yang bisa saya banggakan," kata Hoang.

Hoang dulunya bagian dari kelompok besar para petani yang mengungsi demi pembangunan jalan dan pengembangan sungai.

Meskipun banyak dari mereka kehilangan tanah mereka, namun mereka mendapat kompensasi. Bahkan, negara membantu mereka mendapatkan hunian yang nyaman dengan harga terjangkau.

Ngoc, yang sekarang penjual banh mi, sandwich jenis baguette khas Vietnam, juga merupakan salah satu dari mantan para petani tersebut. Dia bercerita, Nguyen pernah mengunjungi daerah tempat tinggalnya untuk merangkul masyarakat.

"Dia sungguh dekat dengan orang-orang. Dia berbicara seperti kami, seperti orang lokal," katanya.

Jembatan Naga (Dragon Bridge) adalah ikon kota Danang. Pada sore hari di akhir pekan, kepala naga dapat menyemburkan api. 
Dok Karim Raslan Jembatan Naga (Dragon Bridge) adalah ikon kota Danang. Pada sore hari di akhir pekan, kepala naga dapat menyemburkan api.
Nguyen merupakan warga asli yang berasal dari Da Nang yang lahir di distrik Hoa Vang. Berdasarkan cerita-cerita, Nguyen merupakan sosok karismatik yang lebih merasa nyaman berada di aula desa ketimbang berada di ruang konferensi hotel.

"Raja Da Nang" adalah panggilan untuknya yang populer dipanggil oleh orang kaya ataupun miskin.

Pham, seorang pengusaha berusia 49 tahun, juga salah satunya. Orangtuanya berasal dari kota terdalam Da Nang yang miskin hingga akhinya mendapatkan manfaat dari program perumahan harga terjangkau dari Nguyen.

Selama Tet (Tahun Baru Vietnam), Nguyen akan memberikan beras dan makanan kepada orang miskin. Dia juga membangun rumah dengan harga terjangkau.

"Dia juga mendirikan tempat penampungan tunawisma di Da Nang. Lihatlah ke sekeliling! Bandingkan dengan kota Ho Chi Minh. Apakah Anda melihat ada pengemis di Da Nang?" kata Pham.

"Nguyen Ba Thanh seorang yang istimewa. Saya tidak berpikir ada pemimpin yang sangat dicintai seperti dia sejak Paman Ho (Ho Chi Minh)," ujar Pham.

Pembangunan Da Nang yang sangat pesat dimungkinkan karena adanya dukungan kekuasaan. Nguyen, sang "Raja", diketahui memiliki hubungan kuat dengan Komite Rakyat Da Nang, yang memerintah dengan tipe paternalistik dan tegas.

Dinh, yang telah bekerja di Da Nang selama 20 tahun terakhir mengatakan, "Dia sangat ketat dengan pegawainya dan sangat terlibat dalam urusan sehari-hari. Dia bahkan memilih lagu tema untuk Da Nang," Dinh bercerita.

"Dulu, apabila Anda membutuhkan lisensi bangunan untuk rumah, Anda harus pergi ke tiga atau empat departemen berbeda demi mendapatkan izin. Nguyen Ba Thanh menyederhanakan prosesnya dan sekarang Anda hanya perlu pergi ke satu departemen, bahkan mereka memberi Anda tenggat waktu pengiriman. Dan mereka benar-benar mengantarkankannya tepat waktu! " papar Dinh.

"Ambil contoh gedung Pusat Administrasi Da Nang,” kata Dinh lebih lanjut. “Dulu, departemen yang terkait untuk pengurusan izin menyebar di beberapa tempat di kota. Hal ini membuat koordinasi internal sangat sulit dan untuk mengajukan linsensi sungguh merepotkan. Sekarang, semuanya ada di gedung itu,” lanjut Dinh.

Jalan di kota Da Nang, Vietnam, luas dan lebar. Kota ini mendapat dukungan pembangunan infrastruktur besar- besaran di bawah kepemimpinan Nguyen Ba Thanh. 
Dok Karim Raslan Jalan di kota Da Nang, Vietnam, luas dan lebar. Kota ini mendapat dukungan pembangunan infrastruktur besar- besaran di bawah kepemimpinan Nguyen Ba Thanh.
Pada tahun 2000, Nguyen diselidiki atas dugaan korupsi pembangunan Jembatan Sungai Han. Di saat yang hampir bersamaan, dia juga dituduh melanggar prosedur hukum saat melakukan operasi relokasi.

Bagi Dinh, "Kedua kasus itu tidak berarti apa-apa. Orang-orang Da Nang tahu bahwa dia tangguh. Kerjanya membuahkan hasil. Bagi kebanyakan kami, itu yang terpenting," kata Dinh.

"Seluruh rakyat Vietnam mengenalnya. Orang-orang berkata kepada saya, 'Saya berharap kota saya memiliki seseorang seperti Nguyen Ba Thanh’," kata Dinh dengan bangganya.

Dalam banyak hal, Nguyen, seorang yang karirnya dari bawah hingga mencapai atas serta pemimpin transformasional, memiliki banyak kesamaan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Ketiganya telah menghidupkan kembali kota asal mereka hingga ke pusat kota. Namun, dalam sejarah Nguyen, ceritanya tidak berakhir hanya dengan dia berhasil mengamankan kekuatannya di tingkat nasional.

Setelah meninggalkan Da Nang pada 2013 dan menjadi pemimpin anti-korupsi di Partai Komunis, bintangnya memudar karena kesehatannya. Nguyen mengidap kanker di awal 2015.

Kematiannya yang tidak terduga dan tragis pada usia 62 tahun membuat kesedihan jutaan orang, yang telah berharap Nguyen memiliki sesuatu yang bisa mengubah seluruh negara seperti yang dia lakukan di Da Nang.

Tetapi kita dan Vietnam tidak akan pernah tahu apakah dia memilikinya di dalam dirinya.
"Saat dia meninggal, saya menangis," ujar Hoang dengan nada sedih.

"Terakhir kali saya menangis karena seorang pemimpin adalah ketika Jenderal Vo Nguyen Giap (pahlawan Perang Vietnam) meninggal," Hoang melanjutkan.

Minggu ini, saat ratusan pemimpin dunia beserta pengikutnya sampai ke APEC, mereka berjalan-jalan di jalanan dan jembatan yang telah dibangun oleh Nguyen, di kota yang pernah dipimpinnya. Dan bayang-bayang "Raja Da Nang" masih menjulang tinggi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com