BARCELONA, KOMPAS.com - Divisi pariwisata Catalonia memperkirakan jumlah wisatawan yang berkunjung akan menurun 10 persen hingga 12 persen pada kuartal keempat tahun ini.
Penurunan tersebut dipengaruhi oleh gejolak politik menyusul adanya referendum 1 Oktober 2017 mengakibatkan sejumlah pejabat penting Catalonia dipenjara. Sementara, presiden tersingkir Catalonia Carles Puidgemont kabur ke Belgia.
Penurunan jumlah turis itu setara dengan potensi perputaran uang di bidang pariwisata hingga 450 juta euro atau Rp 7 triliun.
Dilansir dari VOA, Senin (6/11/2017), pejabat pariwisata Catalonia, Patric Torren mengatakan, potensi anjloknya wisata itu disebabkan penurunan perjalanan bisnis, termasuk acara-acara konvensi.
Kalangan ekonom mengkhawatirkan makin memburuknya lingkungan bisnis di Catalonia, terlebih sekitar 1.500 perusahaan telah angkat kaki dari wilayah tersebut.
Baca juga : Spanyol Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Pemimpin Catalonia
Hal tersebut memicu ketidakpastian ekonomi, bahkan lembaga pemeringkat kredit Moody's memperingatkan adanya kemungkinan pemulihan keuangan yang sulit di Catalonia.
Moody's meyakini ketidakstabilan politik Catalonia akan berdampak negatif, khususnya sentimen investor asing dan sektor pariwisata.
Industri pariwisata merupakan pendorong utama perekonomian di Catalonia, sebagai wilayah terkaya di Spanyol.
Torrent mengaku telah bertemu dengan Menteri Energi, Pariwisata dan Digital Spanyol, Alvaro Nadal.
Menurut keterangannya, Nadal meminta kebijakan wisata di Catalonia tetap berjalan seperti biasa, hingga diselenggarakan pemilu pada 21 Desember 2017.
"Jalan-jalan sudah berjalan normal, restoran juga beroperasi seperti biasa. Tujuan kami mengembalikan situasi yang sama (sebelum gejolak politik)," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.