Dan, dengan kondisi wilayahnya yang "merdeka" dari Spanyol itu, maka perasaan menjadi sebuah bangsa merdeka sudah lama dirasakan warga Llivia.
"Kondisi ini bisa diterangkan oleh sejarah unik kota ini. Warga membutuhkan sebuah rasa memiliki, khususnya setelah (masa pemerintahan) Franco," kata Marc Delcor, direktur museum Llivia.
Franco yang dimaksud Delcor adalah diktator Jenderal Francisco Franco yang kematiannya pada 1975 membuka jalan demokrasi di Spanyol.
Sehingga, tak heran jika dukungan untuk merdeka dari Spanyol amat kuat di Llivia.
Baca juga : Kejaksaan Spanyol Bidik Aktor Intelektual Pro-Kemerdekaan Catalonia
Di hari referendum warga Llivia menunjukkan dukungannya untuk lepas dari Spanyol. Sebanyak 561 dari 591 suara sah menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan.
Para pendukung kemerdekaan di Llivia bahkan memecahkan rekor dunia Guinness saat menyalakan 82.000 batang lilin untuk membentuk Estelada, bendera Catalonia merdeka, sebelum referendum digelar.
Llivia juga bertetangga dengan wilayah Perancis dan Andorra yang berbahasa Catalan.
Juru bicara Unitat Catalana, sebuah partai yang mewakili minoritas Catalan di Perancis, Brice Lafontaine mengatakan, partai itu sudah bertemu dengan pemimpin Catalonia Carles Puidgemont pada Agustus lalu.
"Saya sudah mengatakan kepada beliau, jika kemerdekaan tiba maka kami akan membantu para pemimpin Catalonia dengan berbagai bantuan," ujar Lafontaine.
Baca juga : Spanyol Bubarkan Parlemen Catalonia dan Ambil Alih Pemerintahan
Partai Unitat Catalana juga tengah berjuang untuk mendapatkan otonomi lebih besar dari pemerintahan Paris.
"Warga Catalonia Perancis tidak mencari kemerdekaan, kami hanya ingin kebudayaan kami diakui," ujar Lafontaine.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.