Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pemilu 2017 Obrak-abrik Peta Kekuasaan di Berlin

Kompas.com - 25/09/2017, 06:33 WIB

BERLIN, KOMPAS.com – Partai Kristen Demokrat (CDU) dan mitra afiliasi Kristen Sosialis (CSU) kehilangan suara secara dramatis.

Partai Demokrat Bebas (FDP) kembali jadi anggota parlemen Bundestag dan partai ultra kanan, Alternatif untuk Jerman (AfD), jadi kekuatan ketiga terbesar.

Hasil Pemilu 2017 mengobrak-abrik peta kekuasaan di Berlin, seperti dilaporkan Deutsche Welle, Minggu (24/9/2017).

Walaupun menang, jumlah pemilih partai Kanselir Jerman Angela Merkel (CDU), dalam pemilu kali ini adalah yang paling sedikit sejak 1949.

Sehingga kata-kata Merkel terdengar seperti menantang dan tidak menerima kenyataan, ketika ia mengatakan, "tidak ada pemerintahan yang bisa dibentuk untuk melawan kita."

SPD jadi oposisi

CDU dan mitra afiliasi CSU kehilangan banyak pemilih, dan sebagian besar dari mereka beralih ke FDP.

Banyak pemilih CDU/CSU sekarang juga beralih ke partai ultra kanan AfD. Pada saat bersamaan CDU/CSU tidak bisa memobilisasi kaum muda.

Kehilangan yang diderita kedua partai itu terutama diakibatkan kegagalan CSU di Bayern.

Ketua Partai CSU, Horst Seehofer, sudah menyatakan malam kemarin, partainya semakin bergerak ke kanan.

Baca: Exit Poll Pemilu Jerman: Angela Merkel Terpilih Lagi Jadi Kanselir

Tahun depan, di negara bagian Bayern akan ada pemilu tingkat negara bagian.

Kehilangan besar yang diderita SPD menyebabkan Angela Merkel kehilangan partai yang jadi koalisinya selama ini.

Segera setelah diumumkannya hasil penghitungan cepat, pimpinan SPD menyatakan berakhirnya koalisi dengan CDU.

Koalisi "Jamaika"

Kalau dihitung secara matematis, yang mungkin hanya koalisi yang disebut Jamaika, karena seperti warna bendera negara itu, yaitu koalisi yang terdiri dari CDU, FDP, dan Partai Hijau.

Di tingkat pemerintah federal, koalisi ini belum pernah terwujud. Dan sekarang sudah jelas, perundingan akan sulit dan perlu waktu lama.

FDP dan Partai Hijau sudah sejak lama tidak saling menyukai. Tapi koalisi Jamaika di negara bagian Schleswig-Holstein bisa jadi panutan.

Untuk pertama kalinya sejak enam dasa warsa lalu parlemen baru nantinya akan terdiri dari enam fraksi.

Ketika kedua partai besar, CDU dan SPD, kehilangan banyak suara, empat partai kecil dapat tambahan suara.

Yang bertambah paling banyak adalah AfD, partai ultra kanan yang mendapat lebih dari 13 persen. Di Bundestag, mereka akan jadi kekuatan ketiga terbesar.

Walaupun partai kecil lainnya, yaitu FDP, Partai Kiri dan Partai Hijau dapat suara lebih banyak dibanding pemilu lalu, mereka jelas tidak sekuat AfD.

Baca: Kanselir Angela Merkel Resmi Memberikan Suara di Pemilu Jerman

Frustasi

Kehilangan pemilih yang diderita CDU dan SPD ibaratnya pukulan telak terhadap koalisi dua partai besar yang dinilai tidak berfungsi.

Masa di mana kedua partai itu berada di pusat dunia politik dan mengarahkan langkah politik Jerman rupanya sudah berakhir.

Sebagai perbandingan, tahun 1987 koalisi besar mendapat 81 persen suara pemilih. Tahun 2017 hanya 54 persen.

SPD dituduh ibaratnya macan ompong jika menghadapi Merkel. Selain itu mereka katanya tidak punya profil.

Koalisi besar, di mana SPD jadi mitra junior tidak pernah jadi pilihan ideal SPD. Oleh karena itu partai segera menarik diri ke bangku oposisi.

"Vonis" atas koalisi CDU dan SPD, yang dijatuhkan walaupun ekonomi Jerman terus berkembang dan angka pengangguran rendah menunjukkan ketidakpuasan di sektor-sektor lain.

Misalnya haluan dalam masalah pengungsi, juga politik dana pensiun dan tak jelas bagi banyak orang.

AfD jadi tantangan

Setelah partai itu berhasil jadi anggota di hampir semua parlemen negara bagian, kini mereka juga berhasil terwakili di parlemen Jerman, Bundestag.

Di wilayah yang dulu termasuk Jerman Timur, AfD bahkan jadi kekuatan kedua terbesar. Bagi kaum pria di sana, AfD adalah pilihan pertama.

Baca: Pemilu Jerman Digelar, Kemenangan Merkel Bukan Tanpa Tantangan

Walaupun baru kali ini ikut dalam pemilu, partai itu kini jadi kekuatan ketiga terbesar di parlemen Jerman.

Menurut hasil jajak pendapat, sekitar 60 persen pemilih AfD menyatakan memilih partai ultra kanan itu sebagai protes terhadap partai-partai lainnya.

Orang-orang yang memilih AfD karena keyakinan sebenarnya hanya sedikit. Tapi segera setelah hasil penghitungan cepat diumumkan, calon utamanya, Alexander Gauland menyatakan ia dan pendukungnya akan "memburu" Merkel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com