Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Seks Gereja Katolik Australia Usai, Bagaimana di Negara Lain?

Kompas.com - 14/09/2017, 07:59 WIB

Dia mengatakan sebagian besar kepala sekolah Katolik adalah pria dan wanita yang menikah, dan sangat sadar akan risiko pada anak-anak.

Keputusan Gereja Katolik di Australia, AS, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada untuk menghapuskan panti asuhan besar dan memindahkan anak-anak panti ke pengasuhan keluarga juga telah mengurangi risiko pelecehan secara substansial.

Namun secara kontroversial, laporan tersebut memperingatkan bahwa kepercayaan Australia terhadap pastor yang dilatih di luar negeri – sampai 40 persen di sejumlah keuskupan – dapat berisiko, karena para uskup asal luar negeri dapat menghilangkan pastor yang melakukan pelecehan ke posisi di luar negeri.

"Apakah fenomena pelecehan seksual anak oleh pastor dan figur keagamaan cenderung muncul kembali dan meningkat dalam jangka pendek atau panjang?" tanya laporan itu.

"Jawabannya tidak jelas. Hal ini mungkin terjadi, walaupun ada pemeriksaan paling ketat bahwa pastor atau fogur keagamaan mungkin saja dikirim kembali ke Australia. Di AS, tidak sedikit pastor luar negeri, terutama dari Filipina dan India, yang telah didakwa dan dihukum."

Baca: Ribuan Tokoh Gereja Katolik Australia Diduga Terlibat Pelecehan Seks

Kurangnya calon pastor untuk imamat di banyak negara Barat di masa lalu, juga menyebabkan para uskup menahbiskan orang meskipun ada peringatan dari kepala sekolah seminari dan pelatihan bahwa mereka tidak memenuhi syarat.

Itu termasuk "psikoseksual yang belum matang, salah berkembang secara psikoseksual dan lemah secara seksual serta pastor pria yang sangat frustasi, terutama mereka yang tidak menyelesaikan masalah identitas seksual mereka sendiri".

Profesor Cahill dan Dr Wilkinson tidak menyalahkan krisis pelecehan sepenuhnya pada selibat. Namun laporan mereka mencatat tingkat penyalahgunaan yang rendah di Gereja Katolik ritus timur – terutama Gereja Maronit, Ukraina, Melkite dan Chaldean – di mana pria menikah diizinkan untuk ditahbiskan menjadi pastor dalam sebagian ritus timur itu.

Profesor Cahill sendiri adalah mantan pastor Katolik yang mengundurkan diri untuk menikah dan memulai karir akademis yang kini sudah 40 tahun.

Dia menolak klaim yang sering dibuat oleh kalangan konservatif gereja, bahwa reformasi liberal Konsili Vatikan II di awal 1960-an telah melonggarkan moral para pastor.

Baca: Tokoh Senior Katolik Australia Didakwa Tersangkut Skandal Seks

"Sebagian besar pelecehan terjadi sebelum Konsili Vatikan II, selama tahun 1950-an dan memasuki tahun 60-an," katanya.

"Dan mayoritas pastor yang melakukannya telah ditahbiskan sebelum Konsili Vatikan II atau sedang maju dalam pelajaran mereka. Saya pikir kita perlu curiga dengan penjelasan tersebut," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com