WASHINGTON, KOMPAS.com - Sejak berakhirnya Perang Korea, hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara kerap diwarnai ketegangan yang tinggi.
Ketegangan-ketegangan tersebut, terjadi secara periodik, namun biasanya dalam waktu yang singkat.
Berikut ini adalah catatan dalam sejarah "hubungan panas" antara AS dan Korut.
Baca juga: 10 Fakta tentang Kim Jong Un yang Mungkin Belum Anda Tahu
Terbelahnya Semenanjung Korea
Pada tahun 1945, pendudukan Jepang di Korea berakhir setelah kekalahan Negeri Matahari Terbit di Perang Dunia II.
Korea pun ikut terbagi di antara rezim Kim Il-Sung yang didukung Soviet di Utara, dan wilayah Selatan yang dilindungi AS.
Pada bulan Juni 1950 Korut -yang kemudian dibantu oleh China, menyerang Korsel. Sebuah koalisi yang dipimpin AS mampu merebut kembali Seoul.
Pada bulan Juli 1953, tercapai sebuah gencatan senjata (bukan sebuah perjanjian damai penuh) ditandatangani kedua pihak. Washington pun memberlakukan sanksi terhadap Pyongyang.
Baca: Apa Reaksi PBB dan Rusia Soal Uji Coba Bom Hidrogen Korut?
Krisis kapal mata-mata Pueblo
Pada bulan Januari 1968, kapal perangan AS USS Pueblo, yang menjalankan tugas mata-mata ditangkap oleh Korut. Setelah sempat ditahan selama 11 bulan, sebanyak 83 awak kapalitu pun dilepas.
Menurut Pyongyang, kapal tersebut melanggar perairan teritorialnya, sebuah tuduhan yang disangkal AS.
Pada tahun 1969, Korut pun menembak jatuh sebuah pesawat pengintai AS.
Kontak
Pada bulan Juni 1994, Mantan Presiden AS Jimmy Carter melakukan kunjungan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Korut.