Posisi politik May yang baru berkuasa 13 bulan 15 hari melemah setelah hasil mengejutkan pemilihan umum dini Inggris Raya bulan Juni lalu.
Alih-alih ingin meningkatkan mayoritas kursi di parlemen, Partai Konservatif kehilangan mayoritas dan dipaksa bekerjasama dengan partai Unionis Demokratik (DUP), partai lokal di Irlandia Utara.
Hal itu harus dilakukan demi mempertahankan kekuasaan melalui pemerintahan minoritas.
May menolak seruan mundur setelah dinilai sebagai biang kerok hasil memalukan itu. Konservatif sempat unggul hingga 20-30 poin di dalam survei.
Namun, May menyadari hanya persoalan waktu baginya untuk mundur sebelum pemilu berikutnya yang dijadwalkan tahun 2022.
Pemimpin Partai Buruh di kubu oposisi Jeremy Corbyn memperingatkan pemerintahan minoritas May sangat rapuh dan tidak akan bertahan lama.
Corbyndiberitakan telah mempersiapkan strategi untuk merebut posisi perdana menteri.
Baca: Kubu Theresa May Kehilangan Posisi Mayoritas di Parlemen Inggris?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.