Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Theresa May Berniat Mundur pada 31 Agustus 2019?

Kompas.com - 28/08/2017, 16:18 WIB
Ericssen

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Rumor politik berseliweran di London, tentang niat Perdana Menteri Inggris Theresa May yang berencana mundur dari posisinya pada berencana mundur 31 Agustus 2019.

Kabarnya, niat tersebut telah disampaikan May kepada para koleganya di Partai Konservatif.

Seperti dilaporkanThe Sun, Mirror Online, dan juga laman Metro akhir pekan ini, May memberitahu rencana ini ke 15 orang anggota parlemen dari partainya.

Kala itu sedang berlangsung sebuah acara retreat pribadi.

May diberitakan menyambut tamu-tamunya ini satu per satu di depan pintu, dan juga memberikan secara pribadi sejumlah bingkisan, seperti cokelat.

Ada pun 15 anggota parlemen ini disebut-sebut adalah mereka yang sedang mengumpulkan petisi untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan May.

May dilaporkan melobi para anggota parlemen ini untuk memberikannya waktu agar bisa  menyelesaikan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Proses itu dijadwalkan akan tuntas pada tahun 2019.

Setelah menyelesaikan apa yang disebut sebagai misi utama pemerintahannya itu, Perdana Menteri berusia 60 itu dikabarkan bakal mengundurkan diri.

“Sangat jelas bahwa beliau tidak akan memimpin partai untuk pemilu berikutnya. Dia melobi kita untuk memberinya waktu, menghalangi terjadinya pemilihan baru ketua partai dan perdana menteri."

"Dia memberitahu, bahwa dia akan turun paling lambat Agustus 2019,” demikian ucap salah satu anggota parlemen yang menolak disebut namanya.

Sejumlah nama telah disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti May. Salah satunya adalah Menteri urusan Brexit David Davis.

Davis diberitakan telah diminta untuk menantang May. Namun dia meminta pendukungnya untuk menghentikan kampanye itu.

Nama lain yang juga digadang-gadang adalah Menteri Luar Negeri Boris Johnson, Menteri Dalam Negeri Amber Rudd, Menteri Keuangan Philip Hammond, dan anggota parlemen dari konstituensi North East Somerset Jacob Rees-Moog.

Pihak "Downing Street", kediaman resmi PM Inggris telah membantah laporan ini dan menyebutnya kabar ini sebagai berita konyol.

Posisi politik May yang baru berkuasa 13 bulan 15 hari melemah setelah hasil mengejutkan pemilihan umum dini Inggris Raya bulan Juni lalu.

Alih-alih ingin meningkatkan mayoritas kursi di parlemen, Partai Konservatif kehilangan mayoritas dan dipaksa bekerjasama dengan partai Unionis Demokratik (DUP), partai lokal di Irlandia Utara.

Hal itu harus dilakukan demi mempertahankan kekuasaan melalui pemerintahan minoritas.

May menolak seruan mundur setelah dinilai sebagai biang kerok hasil memalukan itu. Konservatif sempat unggul hingga 20-30 poin di dalam survei.

Namun, May menyadari hanya persoalan waktu baginya untuk mundur sebelum pemilu berikutnya yang dijadwalkan tahun 2022.

Pemimpin Partai Buruh di kubu oposisi Jeremy Corbyn memperingatkan pemerintahan minoritas May sangat rapuh dan tidak akan bertahan lama.

Corbyndiberitakan telah mempersiapkan strategi untuk merebut posisi perdana menteri.

Baca: Kubu Theresa May Kehilangan Posisi Mayoritas di Parlemen Inggris?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com