HONG KONG, KOMPAS.com - Ribuan warga Hong Kong turun ke jalan, Sabtu malam (15/7/2017), sambil menyalakan lilin untuk mengenang wafatnya penerima Nobel Perdamaian, Liu Xiaobo.
Liu Xiaobo meninggal dunia pada hari Kamis lalu, akibat penyakit kanker hati stadium lanjut yang menggerogoti tubuhnya. Jasadnya dikremasi, dan abunya dilarung ke laut, Sabtu ini.
Baca: Jasad Pembangkang China Liu Xiaobo Dikremasi di Shenyang
Sebelum ini, publik Hong Kong telah mengenang Liu Xiabo, namun acara malam ini merupakan peringatan yang terbesar.
Warga Hong Kong dari segala umur dan kalangan ambil bagian dalam acara malam ini.
Tak hanya menyalakan lilin, mereka pun membawa beragam rangkaian bunga. Warga pun memberikan penghormatan dengan membungkuk tiga kali di hadapan sebuah tanda peringatan yang dipasang di lur kantor penghubung.
Hal itu merupakan sebuah tanda penghormatan tradisional pada acara pemakaman.
Beberapa orang membawa anak dan cucu mereka dalam aksi ini.
Steven Wong (45) mengaku sengaja melakukan perjalanan dari Singapura untuk menghadiri pawai tersebut.
Dia mengaku telah menghormati Liu Xiaobo selama bertahun-tahun.
Wong lahir dan dibesarkan di Beijing, dan merupakan seorang siswa sekolah menengah di sana pada tahun 1989.
Tahun 1989 merupakan puncak tindakan keras dan brutal terhadap para kaum pemrotes pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen.
Dia mengaku masih mengingat dengan jelas kobaran api, hingga darah yang dioleskan di tiang lampu sehari setelah aksi.
Tak lama kemudian, Wong dan keluarganya pindah ke Singapura.
"Dia adalah seorang sarjana besar yang membangunkan kaum muda, terutama generasi saya," kata Wong.