Belum lagi, gerombolan teroris itu mendapatkan sokongan dari jaringan teror internasional.
Hingga kini tercatat, sedikitnya delapan dari 379 teroris yang tewas dalam pertempuran itu adalah orang asing.
Mereka termasuk teroris dari Indonesia, Malaysia, Libya dan Chechnya. Data itu dilansir pihak militer Filipina.
Baca: 2 Paspor Warga Tasikmalaya Ditemukan di Marawi Pasca-operasi Militer
Para teroris Maute dan sekutu mereka dari kelompok kriminal Abu Sayyaf menyerbu Marawi pada tanggal 23 Mei.
Mereka berdalih hendak mendirikan sebuah daerah kantong kelompok ISIS di Asia Tenggara.
Adiong mengatakan, serangan tersebut terjadi saat masyarakat Marawi sedang sibuk mempersiapkan awal bulan puasa Ramadhan.
Baca: Hormati Idul Fitri, Tentara Filipina Umumkan Gencatan Senjata 8 Jam
Adiong menyesalkan tudingan yang menyalahkan suku Maranao atas apa yang terjadi di Marawi.
"Sementara, penduduk daerah lain yang sebelumnya disasar oleh teroris di daerah lain, sama sekali tidak disalahkan," kata dia.
"Kami telah menyaksikan pengepungan Zamboanga dan pengepungan Ipil. Tidak ada yang menyalahkan warga sipil Zamboanga, tidak ada yang menyalahkan penduduk Ipil," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.