Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Sulitnya Merebut "Jantung Kekhalifahan" ISIS di Raqqa

Kompas.com - 27/06/2017, 06:25 WIB

RAQQA, KOMPAS.com - Aliansi pejuang Kurdi-Arab  sudah menguasai pinggiran Raqqa, ibu kota “kekhalifahan” kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah dalam beberapa pekan terakhir.

Aliansi tersebut didukung oleh Amerika Serikat (AS), Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Aksi merebut pinggiran Raqqa dilakukan dalam waktu relatif cepat.

Namun, wartawan BBC yang melaporkan dari medan petang menyebutkan, upaya menguasai Kota Tua di Raqqa, yang oleh ISIS disebut sebagai “jantung kekuasaan ISIS” berjalan sangat lambat.

Wartawan BBC bersama satu unit pejuang SDF berada hanya beberapa ratus meter dari kawasan Kota Tua.

Gerak SDF berjalan lambat karena mereka menghadapi pesawat terbang tak berawak atau drone, terowongan, bom bunuh diri, dan penembak jitu.

Baca: Kota Raqqa Dikepung, 300 Keluarga Anggota ISIS Kabur

"Pertempuran untuk merebut (jantung kota) Raqqa akan berlangsung lama dan sengit," kata wartawan BBC.

Pesawat nirawak ISIS bukan senjata yang gampang dilumpuhkan.

Bentuknya yang kecil dengan gerakan lincah ini dioperasikan untuk menjatuhkan granat ke tentara atau pejuang SDF yang bergerak menuju pusat kota.

Sering datang tiba-tiba, drone bersenjata milik ISIS dalam satu hari bisa melakukan serangan hingga 16 kali, kata seorang pejuang SDF yang bersama beberapa rekannya berlindung di satu rumah tak jauh dari Kota Tua.

Penembak jitu

Kepada situs berita France24, pejuang ini mengatakan bahwa drone ISIS menyulitkan tim penembak jitu SDF menempati posisi di atap-atap gedung.

Baca: AS Kirim 400 Prajurit untuk Kalahkan ISIS di Raqqa

"Selain menyasar penembak jitu, drone ISIS juga menghancurkan gudang senjata, logistik, dan kendaraan kami," katanya.

Gerak maju tentara SDF dilakukan dari rumah ke rumah agar tak terdeteksi oleh pejuang dan drone ISIS.

Dalam rekaman video yang diperoleh France24 terlihat bagaimana satu unit SDF harus berlindung begitu drone ISIS terlihat di angkasa.

AFP Dua orang anggota polisi ISIS menghentikan kendaraan di salah satu titik kota Raqqa, Suriah utara.
Komandan SDF langsung memerintahkan anak buahnya berlindung begitu drone ISIS mendekat. "Ayo, segera berlindung. Cepat!" teriaknya.

Insiden seperti ini bisa terjadi dua atau tiga kali dalam sehari, sering kali lebih dari itu.

Yang juga sering datang tiba-tiba adalah peluru dari para penembak jitu ISIS, seperti yang dialami wartawan BBC dan satu unit pejuang SDF saat berada di satu gedung.

Dari arah depan terdengar tembakan beruntun dan seseorang berteriak, "Awas penembak jitu!"

Terowongan rahasia

Salah seorang pejuang perempuan SDF dengan sigap merebah dan dengan senjata laras panjang ia memuntahkan peluru ke arah posisi penembak jitu ISIS.

Baca: ISIS Pukul Mundur Pasukan Suriah dari Raqqa

Perempuan ini bernama Delilah, mahasiswi jurusan keperawatan namun sekarang bergabung sebagai penembak jitu SDF.

"Ketika peluru mengenai sasaran dan menewaskan musuh, saya merasa sangat bahagia," kata Delilah dengan senyum lebar kepada BBC.

"Ini menambah semangat dan menambah kekuatan kami." "Kami melindungi kawan dan warga kami," katanya.

Ketika BBC dan unit SDF bergerak perlahan ke pusat kota, mereka bertemu dengan unit SDF lain yang baru saja selesai bertugas pada malam sebelumnya.

Mereka bertempur semalaman melawan ISIS yang melancarkan serangan dari jaringan terowongan rahasia.

"Mereka mengepung kami. Mereka menembak dari segala arah," kata seorang pejuang Arab bernama Mashuk.

"Mereka menangkap salah seorang anggota kami, namun kami berhasil mendapatkannya kembali," kata Mashuk.

Baca: Keseharian Raqqa, Ibu Kota ISIS, Siapa Pun Bisa Mati Setiap Saat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com