TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Kamis (1/6/2017) mengaku kecewa dengan penundaan pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Mempertahankan kedutaan besar berada di luar ibu kota justru menjauhkan perdamaian dengan membiarkan mimpi Palestina yang mengatakan rakyat Yahudi tak memiliki kaitan dengan Yerusalem," demikian pernyataan kantor PM Israel.
"Meski Israel kecewa dengan keputusan ini, kami menghargai pernyataan persahabatan Presiden Trump dan komitmennya untuk memindahkan kedubes ke Yerusalem di masa depan," tambah pernyataan itu.
Berbagai negara menempatkan kedutaan besar mereka di kota bisnis Israel, Tel Aviv karena tak mengakui klaim Israel terhadap seluruh wilayah Yerusalem.
Baca: Presiden Trump Tunda Pemindahan Kedubes AS di Israel ke Yerusalem
Israel menduduki Yerusalem dan Tepi Barat pada 1967. Negeri itu kemudian mencaplok sisi timur Yerusalem dalam sebuah tindakan yang tak diakui dunia internasional.
Israel mengklaim seluruh wilayah Yerusalem adalah ibu kota negeri itu, sementara Palestina bersikukuh bahwa sisi timur kota itu adalah ibu kota masa depan negeri tersebut.
Isu Yerusalem ini adalah salah satu masalah yang paling mengganjal upaya perdamaian Palestina dan Israel.
Secara tradisional, sikap Amerika terkait Yerusalem adalah status kota itu harus ditetapkan lewat perundingan Palestina dan Israel.
Namun, Trump dalam kampanyenya berjanji akan memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.