Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Hezbollah Rayakan Mundurnya Tentara Israel

Kompas.com - 26/05/2017, 19:00 WIB

KOMPAS.com - Pada 26 Mei 2000 ribuan pendukung Hezbollah turun ke jalan mengelu-elukan pemimpin mereka Hassan Nasrallah.

Turunnya para pendukung Hezbollah ini terkait kegembiraan mereka setelah pasukan Israel ditarik mundur dari wilayah selatan Lebanon.

Dalam pidatonya di tengah pesta kemenangan itu, Nasrallah menjanjikan semua tanah sengketa dan tahanan yang masih berada di Israel akan dikembalikan ke Lebanon.

Wilayah yang disebut Nasrallah adalah kawasan yang dikenal sebagai peternakan Sheeba di perbatasan Lebanon-Suriah tetapi diduduki Israel sejak 1967.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: HMS Coventry Tenggelam dalam Perang Falklands

Sebelumnya pasukan penjaga perdamaian PBB yang dilengkapi kendaraan lapis baja memulai patroli di wilayah yang dulu dikuasi Israel di Lebanon.

Utusan khusus PBB Terje Roed-Larsen mengatakan, pasukan PBB akan dikerahkan ke posisi-posisi permanen di dekat perbatasan Israel segera setelah PBB memverifikasi penarikan mundur pasukan Israel.

Peristiwa ini adalah bagian dari pendudukan Israel di Lebanon Selatan setelah negeri itu menginvasi Lebanon pada 1982.

Invasi Israel ini dilakukan untuk menumpas basis-basis PLO dari Lebanon dan mendukung milisi Kristen Maronit yang minoritas.

Invasi ini memang membuat PLO hengkang dari Lebanon dan sejak saat itu Israel mempertahankan pasukannya di sana untuk membantu Tentara Pembebasan Lebanon (FLA) sebuah milisi bersenjata Kristen di Lebanon.

Israel kemudian sempat menarik mundur pasukannya antara 1983-1985 tetapi tetap mengendalikan wilayah yang mereka sebut sebagai sabuk keamanan Lebanon Selatan.

Awalnya Israel mengontrol daerah itu bersama dengan negara Lebanon merdeka yang memerdekakan diri secara sepihak hingga 1984.

Setelah itu, Israel mengendalikan kawasan itu bersama Tentara Lebanon Selatan (SLA) yang merupakan transformasi dari Tentara Pembebasan Lebanon (FLA).

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Kekalahan Perancis di Dien Bien Phu

Hingga 2000, Israel memberlakukan tempat itu sebagai kawasan penyangga antara kota-kota di wilayah utara Israel dan berbagai milisi bersenjata di Lebanon.

Sabuk pengamanan itu memiliki luas beberapa mil dan mencakup 10 persen dari wilayah Lebanon. Di kawasan itu terdapat 150.000 orang yang tinggal di 67 desa dan kota.

Penduduk di kawasan itu terdiri atas warga pemeluk Syiah, Maronit, dan Druze yang tinggal di kota-kota seperti Hasbaya dan Marjayoun.

Meski sukses menyingkirkan PLO dari Lebanon, invasi ini kemudian membuat Israel berkonflik dengan milisi-milisi Syiah Lebanon seperti Hezbollah dan Amal.

Selama bertahun-tahun konflik, korban yang berjatuhan di kedua pihak semakin tinggi. Selain karena menggunakan persenjataan modern, taktik yang digunakan Hezbollah juga semakin berkembang.

Pada awal 1990-an, Hezbollah dengan bantuan Suriah dan Iran menjelma menjadi sebuah kelompok politik dan bersenjata terkuat di Lebanon Selatan.

Pada 2000, dalam kampanyenya, Ehud Barak yang kemudian menjadi perdana menteri Israel menjanjikan penarikan mundur pasukannya dari Lebanon Selatan paling lama dalam waktu satu tahun.

Janji ini sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 425 yang dikeluarkan pada 1978 yang menyerukan agar Israel segera menarik pasukannya dari Lebanon Selatan.

Selain itu DK PBB juga menyerukan pembentukan Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL).

Resolusi itu didukung 12 negara dengan Cekoslovakia dan Uni Soviet memilih abstain dan China tidak berpartisipasi dalam voting.

Penarikan mundur pasukan Israel ini langsung mengakibatkan runtuhnya Tentara Lebanon Selatan (SLA).

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Mata-mata AS Ditembak Uni Soviet

Meski telah menarik mundur pasukannya, pemerintah Lebanon dan Hezbollah belum menganggap masalah ini usai karena Israel belum mengembalikan Peternakan Sheeba yang didudukinya.

Hasil lain dari penarikan mundur pasukan Israel adalah Hezbollah semakin memonopoli kendali militer dan sipil di sisi selatan Lebanon.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com