JAKARTA, KOMPAS.com - Inggris dalam proses keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Namun, Pemerintah Inggris menjamin hal tersebut takkan mengganggu hubungan dengan negara-negara lain di Eropa daratan.
Hal tersebut dikatakan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam T Malik, pada peringatan ulang tahun Ratu Elizabeth II yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (17/5/2017).
"Kami akan meninggalkan Uni Eropa, tetapi tidak akan 'meninggalkan' Eropa," kata Malik pada pidato sambutannya.
"Kami akan tetap menjadi negara Eropa dengan kepedulian yang kuat terhadap kemakmuran dan keamanan mitra kami di wilayah Eropa," tuturnya melanjutkan.
A very enjoyable evening, celebrating #QBP2017 of Her Majesty Queen Elizabeth II. pic.twitter.com/KijGVUCVfh
— UK in Indonesia (@UKinIndonesia) May 17, 2017
Musim gugur 2017, Pemerintah Inggris akan memberlakukan undang-undang keluar dari Uni Eropa dan memasukkan semua UU Uni Eropa yang berlaku di Inggris ke dalam UU Inggris.
Diharapkan, pada Oktober 2018, perundingan Uni Eropa berakhir. Dengan begitu, mulai Maret 2019, Inggris secara resmi keluar dari Uni Eropa.
"Inggris akan tetap ada sebagai sebuah negara global. Negara 'baru' yang secara politik, ekonomi, dan moral lebih berpandangan ke luar dan terlibat dengan dunia dibandingkan sebelumnya," ucap Malik.
Baca juga: Moazzam Malik, Dubes Muslim Inggris Pertama untuk Indonesia
Tahun ini, Ratu Elizabeth II berusia 91 tahun pada 21 April lalu. Dia menjadi salah satu pemimpin negara tertua di dunia yang masih memerintah pada saat ini.
Istri dari Pangeran Philip itu mulai memerintah pada 6 Februari 1952. Namun, proses penobatan dia sebagai Ratu Inggris baru pada 2 Juni 1953.